Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
LAYAKNYA emas, masker jadi berharga, layak dihargai semasa pandemi covid-19 oleh semua orang, tak terkecuali para seniman. Bedanya, mereka mampu mengolahnya menjadi karya seni aduhai.
Seperti Sunaryo Soetono yang menyajikan karya berjudul Beauty is Pain (2020). Karya itu berupa masker cantik dengan bunga dan renda hiasan. Ada pula dasi kupu-kupu di tengah masker. Masker itu tampak berada di antara kayu dan plexiglass.
Dalam karya berdimensi 40 cmx40 cm itu, Sunaryo mengetengahkan masker yang tiba-tiba mencuat ke seluruh penjuru dunia. Masker menjadi barang berharga yang banyak dicari orang sebagai alat pelindung diri dari ganasnya virus korona. Meski demikian, pemakaian
masker bukan hanya demi alasan kesehatan, ada pula alasan estetis.
“Tak sedikit orang-orang mengenakan masker karena harus patuh pada aturan pemerintah. Namun, banyak orang yang justru menggunakan masker sebagai ekspresi kreativitas unik dan melupakan aturan standar medis. Bahkan, tak sedikit pula demi mengejar estetik, masker
tersebut bisa nengganggu kenyamanan bernapas dengan baik. Dan, sebenarnya gejala fenomena semacam ini sangat banyak terjadi di masyarakat kita... tak terkecuali penggunaan hijab, misalnya,” terangnya dalam deskripsi karya.
Karya Sunarnyo merupakan satu dari 103 karya dalam Arisan Karya yang diinisiasi Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (Museum Macan). Gerakan itu bertujuan memberi suntikan semangat di tengah periode yang penuh ketidakpastian dan berfungsi sebagai sebuah gerakan untuk mengapresiasi peran seni di tengah masyarakat.
“Arisan Karya adalah inisiatif yang seru, namun juga memberikan dampak yang sungguh bernilai. Saat ini banyak perupa sedang mengkhawatirkan kondisi finansial mereka,” terang Direktur Museum Macan Aaron Seeto saat peluncuran Arisan Karya.
Believe #3 (2020) karya Puji Lestari Ciptaningrum juga memakai bahan masker dengan sulaman tangan berbentuk tulisan. Karya itu merupakan respons terhadap pandemi covid-19.
“Karya ini adalah sebuah harapan dan ikhtiar yang dapat perupa lakukan dalam situasi saat ini. Menggunakan pelindung masker sudah menjadi kebutuhan untuk menghadapi wabah yang beredar,” terang Puji dalam deskripsi karyanya.
Dalam mengahadapi wabah, menurutnya, manusia tidak hanya mengandalkan masker ataupun alat pelindung diri, tetapi juga perlu menanamkan kepercayaan dan berserah kepada Tuhan dan memohon pertolongan-Nya.
“Karya ini merupakan sebuah doa yang diyakini oleh agama Islam dalam berlindung dari segala penyakit yang berbahaya. Ayat tersebut perupa sulam dengan tangan dengan penuh keyakinan untuk berlindung kepada-Nya dari segala bahaya,” lanjutnya.
Selain Sunaryo dan Puji, masih ada nama seniman tenar lain, seperti Melati Suryodarmo, Tisna Sanjaya, Saleh Husein, FX Harsono, Agus Suwage, dan Ika Vantiani. Karya Zico Albaiquni berjudul Jaka Sembung mamawa Ai Wei Wei, teu Nyambung Euy (Post hoc ergo propter hoc)
(2020) menjadi yang terakhir diungkap sekaligus menjadi pemungkas Arisan Karya ronde Mei 2020.
Arisan Karya diadakan dalam tiga ronde pada Mei, Juni, dan Juli. Ronde pertama diagendakan 20–28 Mei, tapi nyatanya seluruh karya telah habis sejak hari pertama. ‘103 karya dari 103 perupa Indonesia dalam Arisan Karya edisi perdana resmi HABIS!’ begitu pengumuman yang disampaikan Museum Macan di media sosial Instagram, pekan lalu.
Terang saja, Arisan Karya menjadi kesempatan mengoleksi karya seni yang dibuat seniman senior ataupun bintang baru dunia seni rupa Indonesia dengan harga Rp1 juta. Arisan Karya dipungkasi dengan sesi Ungkap Karya pada 29 Mei.
Perupa akan menerima 70% dari dana yang terkumpul. Dana lainnya akan dialokasikan untuk memfasilitasi perupa membagi ilmu dan pengalaman kepada masyarakat lewat materi daring. (Zuq/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved