Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

RA Kartini dan Misteri Kotak Berukir Wayang

Fathurrozak
22/4/2020 15:54
RA Kartini dan Misteri Kotak Berukir Wayang
Museum Kartini di Rembang, Jawa Tengah.(Wikipedia.id)

Semula, kotak berhias ukiran dan gambar wayang yang terpajang di Museum RA Kartini Rembang, dianggap sebagai kotak jahit pemberian adiknya. Namun, itu ternyata merupakan kotak perhiasan yang dibuat sendiri oleh Kartini, untuk dihadiahkan pada calon menantu sahabat penanya, Rosa Manuel Abendanon.

Meski hingga saat ini belum diketahui sejak kapan kotak itu hadir sebagai salah satu koleksi Museum RA Kartini Rembang, kurator museum Retna Dyah Radityawati menyebut kotak itu mulai hadir ketika museum mengalami renovasi pada 2011. Pada mulanya, museum memberikan keterangan pada kotak ukir itu sebagai kotak jahit pemberian adik Kartini. Namun, kemudian berdasar kajian dan penelitian oleh Rumah Kartini, komunitas sosial yang berfokus pada arsip sejarah dan seni Jepara, didapat fakta bahwa kotak itu merupakan kotak perhiasan.

“Kotak berbalut kain satin, menandakan sebagai penyimpan barang berharga, bukan sekadar kotak jahit. Di tengah kotak, ada ukiran aksara hanacaraka. Awalnya, kami kira itu Ma-Ra. Lalu saya ingat nama Marie yang disebutkan dalam surat Kartini. Saya telusuri, di bukunya, ada surat kepada Rosa. Bahwa sebetulnya kotak perhiasan itu dirancang, Kartini menawarkan gagasan sebagai kado pernikahan anak bungsu Rosa. Bahwa kotak itu kotak yang layak untuk sang ratu,” papar Daniel Tangkilisan, peneliti di Rumah Kartini, saat bincang redaksi virtual National Geographic Indonesia, Singkap Misteri Kotak Kartini dan Surat-Surat yang Hilang, pada Selasa malam, (21/4).

Marie yang dimaksud ialah Marie Fortuyn Drooglever, calon istri anak bungsu pasangan Jacques Henri-Rosa Abendanon, Geldolph Adriaan Abendanon. Daniel menyebut, keberadaan kotak itu menandakan dua hal, “Kartini sebagai desainer, perancang dan juga sebagai pebisnis. Memang itu hadiah, tetapi dia menawarkan itu menjadi semacam promosi. Lalu apa makna kotak itu? Itu juga menunjukkan peran Kartini sebagai pelopor seni kriya,” lanjut Daniel.

Penulis asal Jepara, Susi Ernawati menyebutkan, bahwa Kartini bersama bapaknya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara (Japara, saat itu), mengunjungi lokasi bernama Blakang Goenoeng untuk membibit para perajin ukir. Kartini meyakinkan orang-orang di Blakang Goenoeng untuk kembali mengukir.

“Kartini pelopor pelestari seni kriya industri kreatif di Jepara. Untuk membangkitkan lagi seni ukir Jepara, terutama juga lukisan wayang saat itu  tentu tidak mudah. Dia bersama bapaknya meyakinkan perajin, bahwa dayang atau demit tidak bakal memangsa mereka. Tidak usah takut untuk mengukir, ini dijelaskan di suratnya Kartini,” papar Daniel.

Daniel juga merujuk bahwa kumpulan surat dan arsip lain yang berkaitan dengan Kartini, saat ini yang terlengkap ialah yang dikumpulkan oleh Joost Coste, peneliti Monash University. Joost menerbitkan The Complete Writings 1898-1904, pada 2014. Di buku itu, Joost sama sekali tidak menyunting bagian-bagian surat seperti yang dilakukan Jacques Henri Abendanon dalam Door Duisternis Tot Licht (DDTL) yang meniadakan beberapa bagian personal tentang keluarga Kartini. Atau, seperti terjemahan Armijn Pane, Habis Gelap Terbitlah Terang, yang menyunting lagi dari versi DDTL. Complete Writings milik Joost malahan juga menyertakan beberapa tulisan lain selain surat, seperti cerpen, tulisan etnografi, pleidoi tentang ukir Jepara berjudul Dari Sudut yang Terlupakan, dan tulisan perjalanan Kartini mengunjungi pembukaan gereja di Gedung Penjalin.

Kartini bersama adik-adiknya, Roekmini dan Kardinah juga pernah mengikuti pameran di Belanda, Nationale Tentoonstelling van Vrouwenarbeid pada 1898. Pameran itu yang kemudian membuka peluang seni kriya ukir Jepara diminati di Belanda, dan membuka pasar ukir Jepara ke mata dunia. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya