Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PROGRAM kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI) telah berkembang amat pesat dan mencakup berbagai kemampuan. Tidak hanya kemampuan bidang medis, pengolahan data, maupun pencarian informasi, ilmuwan juga telah menciptakan AI yang mampu menciptakan karya seni layaknya para maestro.
Baru-baru ini hadir lagi program AI yang dapat mengembangkan kemampuan dengan sendirinya tanpa masukan dari manusia. Program yang dinamakan AutoML-Zero itu dibuat
Quoc Le, serorang ilmuwan komputer di Google.
Hebatnya lagi, program itu hanya menggunakan konsep matematika dasar yang bahkan dipelajari siswa sekolah menengah. "Tujuan utama kami adalah untuk benar-benar mengembangkan konsep pembelajaran AI baru yang bahkan peneliti tidak dapat menemukannya," ujar Quoc dilansir Sciencemag.org.
Program itu mengandalkan algoritma dengan probabilitas evolusi yang luas. Perancang program mengumpulkan 100 calon algoritma yang disatukan dengan operasi matematika secara acak. Ilmuwan memberikan tugas-tugas awal yang sederhana, seperti membedakan gambar kucing atau truk.
Pada setiap siklus, kinerja algoritma AI dibandingkan dengan algoritma rancangan manusia. Algoritma terbaik lalu dimutasikan dengan cara diganti, diedit, atau dihapus secara acak. Hal itu dilakukan untuk membuat variasi pada algoritma terbaik. Algoritma itu lalu ditambahkan pada AI, sementara algoritma yang lebih tua dimusnahkan. Siklus itu diulang terus.
Cara itu ternyata mampu menciptakan ribuan populasi algoritma sekaligus. Sehingga memungkinkan AI mengacak ribuan algoritma per detik untuk menemukan solusi. Program itu juga menggunakan trik untuk mempercepat pencarian. Salah satunya dengan sesekali membiarkan pertukaran algoritma antar populasi. Hal itu untuk mencegah evolusi menemui jalan buntu, sekaligus otomatis menghilangkan duplikasi algoritma. Perancang program menunjukkan pendekatan itu mampu menemukan solusi sederhana dibandingkan dengan algoritma paling canggih saat ini. (M-1)
Kominfo Bersama Indosat Ooredoo Hutchison dan Mastercard, Latih Satu Juta Talenta Keamanan Siber
Berdasarkan survei terungkap sebanyak 67% pengguna media sosial di Asia Pasifik menggunakan ponsel pintar.
Media sosial menjadi adah eksistensi netizen. Sayangnya tanpa disadari kita banyak mengekspose privasi di media sosial.
Situs ini akan memadukan antara laporan masyarakat dan polisi sehingga bisa ditampilkan di data base situs tersebut.
Sejumlah Jenis Kejahatan Siber di Indonesia
Penjahat siber seringkali memanfaatkan ketidakpahaman setiap anggota masyarakat tentang dunia digital untuk menyerang perangkat yang digunakan dan mencuri data.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved