Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
PADA akhir pekan kemarin, tepatnya Sabtu (10/4), empat gunung berapi di Indonesia mengalami erupsi. Merujuk situs Magma Indonesia Kementerian ESDM 10/4), terpantau bahwa erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi dua kali yaitu pada pukul pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB, dengan tipe letusan strombolian yang diikuti dengan semburan lava pijar yang menyembur secara berkala (periodik) dari kubah magma dangkal.
Istilah strombolian ini terinspirasi dari Gunung Stromboli yang berada di Italia. Selain tipe letusan strombolian, berikut adalah tipe-tipe letusan lain dari gunung berapi yang biasanya terjadi di Indonesia:
1. Letusan Tipe Hawaiian
Erupsi tipe ini memiliki ciri khas berupa lava pijar yang menyembur layaknya air mancur dan diikuti dengan terbentuknya aliran lelehan lava di antara celah-celah gunung. Erupsi jenis ini terjadi secara berkala dalam kurun waktu yang relatif panjang.
Penamaan erupsi tipe Hawaiian ini terinspirasi dari karakteristik beberapa gunung di kepulauan Hawaii yang memiliki tipe sejinis. Diantaranya adalah Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea.
2. Letusan Tipe Vulkanian
Letusan jenis ini merupakan tipe erupsi yang memiliki dampak kerusakan yang cukup besar. Karakteristik erupsi tipe ini adalah tekanan gas yang besar, akibat terjadinya sumbatan di saluran vulkanik dalam kubah magma yang memicu lontaran material vulkanik dari dalam gunung, biasanya erupsi tipe ini disertai dengan suara dentuman yang cukup keras.
Erupsi ini terinspirasi dari kisah letusan Gunung Vulcano yang memporak-porandakan Pulau Vulcano di sebelah utara Italia pada tahun 1888-1890.
3. Letusan Tipe Plinian
Letusan gunung berapi yang paling berbahaya dari semua jenis yang ada adalah letusan tipe Plinian. Letusan memiliki daya rusak yang sangat dasyat, bahkan dapat melenyapkan seluruh badan gunung seperti yang terjadi pada Gunung Krakatau (1883) dan Gunung St. Helen (1980).
Akibat sejumlah besar energi yang dilepaskan maka material yang dikeluarkannya pun dapat terlepar sejauh hingga 50 km. Selain itu, letusan tipe ini juga memiliki ciri khusus, yaitu terbentuknya kolom erupsi yang berbentuk menyerupai jamur atau kembang kol (mirip dengan ledakan nuklir).
4. Letusan Tipe Surtseyan
Erupsi Surtseyan adalah sejenis erupsi hidromagmatik, di mana magma berinteraksi dengan air hingga menimbulkan sebuah reaksi eksplosif. Dalam kebanyakan kasus, letusan bertipe Surtseyan terjadi pada gunung berapi yang berada di bawah laut, yang tipe erupsinya mirip dengan Strombolian. Bedanya, surtseyan memiliki skala yang lebih eksplosif, akibat dari pertemuan antara magma dengan air secara langsung yang dapat memecah permukaan air.
Contoh letusan bertipe Surtseyan yang sering dirujuk adalah letusan Gunung api bawah laut Surtsey di lepas pantai selatan Islandia yang meletus pada tahun 1963 dan 1965. (Geology.com/M-1)
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, mengumumkan bahwa penerbangan domestik kembali terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Masyarakat juga diimbau selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan.
Sejak erupsi yang terjadi pada Desember 2023, hasil kebun seperti jambu mete, kakao, kemiri, kopi bahkan kelapa enggan berbuah karena sering diguyur material vulkanis.
Bahkan, peningkatan aktivitas gunung setinggi 1.584 mdpl itu diprediksi akan mengalami erupsi eksplosif lagi.
GUNUNG Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali alami erupsi pada Selasa, 8 Juli 2025 petang, tepat pukul 16.08 WITA.
GUNUNG Ili Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, erupsi sebanyak dua kali disertai dentuman kuat dan gemuruh, Rabu (2/7).
Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang 1 milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah(Jateng) membuka pelatihan Pemandu Wisata Gunung seiring dengan banyaknya kecelakaan di gunung
Pendaki pemula tidak perlu terburu-buru menentukan pencapaian diri karena capaian seperti mendaki sampai ke puncak gunung memerlukan tenaga dan usaha yang lebih banyak.
Apakah kamu lebih suka liburan ke gunung atau pantai? Ternyata, pilihan destinasi liburan favoritmu bisa mencerminkan kepribadianmu yang sebenarnya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan mengenai radius bahaya Gunung Lewotolok yakni sejauh dua kilometer.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved