Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Freelancer Banyak Kehilangan Pendapatan Covid-19

Fathurrozak
23/3/2020 08:15
Freelancer Banyak Kehilangan Pendapatan Covid-19
Survei di Inggris mengungkap jika pekerja lepas banyak kehilangan pendapatan akibat korona.(Unsplash/ Toa Heftiba)

SEBANYAK 71% pekerja lepas di Inggris khawatir tidak mampu membayar tagihan. Akibat pekerjaan mereka yang hilang selama masa pandemi covid-19. Bectu mensurvei 5.600 pekerja lepas selama lebih dari sepekan dan berakhir pada Senin, (16/3). Dari hasil survei, terungkap hampir 3.000 (46%) responden sudah kehilangan pendapatan mereka akibat korona. 

Sementara dari total 1.500 responden yang memberikan rincian, ada 456 pekerja lepas yang melaporkan kehilangan pendapatan lebih dari £ 5.000 (sekitar Rp91 juta). 457 responden kehilangan pendapatan antara £ 2.000 - £ 5.000, dan 591 mengatakan mereka telah kehilangan hingga £ 2000 (sekitar Rp36 juta).

Pada periode mendatang, mereka pun khawatir akan semakin banyak kehilangan potensi uang yang dihasilkan dari pekerjaan mereka. 131 responden mengatakan mereka bisa saja kehilangan pendapatan lebih dari £ 40.000 (sekitar Rp736 juta). 437 mengatakan mereka bisa kehilangan pada kisaran nominal £ 20.000-40.000, dan 783 responden menyebutkan mereka mungkin akan kehilangan pendapatan hingga £ 20.000 (sekitar Rp368 juta).

Sebanyak 83% dari responden merupakan pekerja lepas yang bekerja di sektor televisi, film, tur live, teater, galeri seni, dan studio seni. Para pekerja teater juga terdampak akibat saran dari pemerintah. Dalam survei, 36% meminta Bectu untuk melobi pemerintah agar memberikan kompensasi bila acara publik mendapat pelarangan. Sementara 31% meminta pemerintah untuk memberi kompensasi dalam bentuk statutory sick pay (SSP) untuk mengkover selama masa swa karantina. 

Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa pekerja teater, yang banyak di antaranya bekerja dengan kontrak santai dan kontrak tanpa-jam, telah mengantisipasi langkah-langkah yang disosialisasikan pemerintah di akhir minggu ini dan menyadari situasi genting yang mereka hadapi. 

Para kru film dan tv juga mengungkapkan bahwa mereka perlu bayaran untuk mengkover pada masa swa karantina. 50% dari mereka yang bekerja di film-film besar, 46% dari mereka yang bekerja di drama TV dan 40% dari mereka yang bekerja di TV non drama meminta Bectu untuk melobi usulan tersebut.

Menanggapi temuan survei, Bectu menyerukan agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk menciptakan jaring pengaman yang penting bagi mereka yang telah kehilangan semua pekerjaan dan penghasilan mereka karena virus korona.

"Bectu tidak dapat cukup menekankan betapa mendesaknya kita membutuhkan pemerintah untuk bertindak. Survei ini dimulai tepat setelah pengumuman anggaran. Sejak itu kami memiliki pembaruan lain dari PM, tetapi masih belum ada untuk freelancer, wiraswasta dan mereka yang bekerja tanpa kontrak," kata Kepala Bectu Philippa Childs, dikutip dari laman Bectu.

Di Indonesia, akibat covid-19 juga berdampak pada industri kreatif. Banyak terjadi penundaan hajat seni dan produksi film. Seperti pentas Sampek Engtay Teater Koma yang semula dijadwalkan pada 28-29 Maret ini, mundur pada 15-16 Agustus. Sementara itu, produksi film Yo Wis Ben 3 arahan Fajar Nugros, juga tengah menunda proses syuting. Tersanjung The Movie yang dijadwalkan rilis bioskop pada 19 Maret, juga mengalami penundaan hingga waktu yang belum ditentukan. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya