Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MENULIS bukanlah pekerjaan yang mudah. Tak ada penulis kelas dunia yang memiliki karya instan. Bisa dipastikan mereka memulai proses kreatifnya dengan serius, bahkan mungkin memakan waktu yang tidak singkat hingga akhirnya mereka berani menuangkan gagasannya.
Banyak yang bilang menulis itu seperti memasak karena esensi yang terkandung dalam dua kegiatan tersebut sama, yaitu menghidangkan kreasi final dari olah cipta. Analogi inilah yang digunakan Sabiq Carebesth (dkk) untuk merangkai buku Memikirkan Kata: Panduan Menulis untuk Semua, terbitan Galeri Buku Jakarta, pada 2019.
Meskipun buku ini dirangkai dalam format how to, tidak seperti buku panduan pada umumnya, pembaca tidak akan menemukan rumus menulis sekali jadi yang wajib untuk diikuti. Memang benar seorang penulis harus tahu teknik dasar menulis, harus punya pengetahuan dasar tentang apa yang akan ia tulis, bahkan harus bisa mengolah tulisannya sedemikian rupa hingga mampu menghadirkan rupa dan rasa tulisan yang khas.
Akan tetapi, proses tersebut tak bisa dibakukan dalam satu sosok saja karena setiap penulis memiliki proses kreatif yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Sabiq (dkk) dalam buku ini memilih untuk menghadirkan pengalaman reflektif mengenai proses 'berpikir' dan 'olah kata' daripada menghadirkan jlentrehna kiat-kiat menulis yang leterlek.
Secara garis besar, buku ini akan mengulas dua term yang termaktub dalam judulnya, yaitu 'berpikir' dan 'kata'. Berpikir ialah fondasi awal dari menulis sebab di sana dibutuhkan sikap kritis, analitis, dan logis. Selain itu, juga dibutuhkan pemahaman konteks agar pikiran tak lari ke mana-mana. Hasil olah dari proses berpikir inilah yang kemudian disebut sebagai pemikiran yang harus dikomunikasikan kepada publik agar diketahui dan dapat mengambil manfaat darinya.
Pada titik inilah 'kata' menjadi pranata yang dapat menjembatani ihwal tersebut. Kata ialah bahan baku utama dari tersusunnya sebuah kalimat. Dengan racikan kata yang pas, eksistensi dari suatu pemikiran dapat tersampaikan dengan baik kepada pembacanya.
Pijakan awal
Bisa dibilang buku ini ialah pilihan tepat bagi para penulis pemula yang sedang mencari pijakan awal untuk memulai tulisannya. Tidak muluk-muluk target yang dituju Sabiq (dkk) melalui buku ini, yaitu untuk berpartisipasi menyelesaikan permasalahan literasi di Indonesia. Mereka tidak memasang target untuk menurunkan angka buta huruf atau meningkatkan minat baca masyarakat. Tim penyusun buku ini hanya menyasar satu masalah di antara aneka ragam masalah literasi yang terjadi Indonesia, yaitu perihal budaya menulis.
Selain minat baca, minat menulis masyarakat di Indonesia juga belum cukup terwadahi. Alasan itu yang akhirnya membuat Sabiq (dkk) sepakat untuk membidani buku yang ditujukan untuk pangsa pasar yang spesifik, yaitu mereka yang ingin mulai menulis atau mereka tertarik dengan dunia literasi dalam konteks luas.
Dalam buku setebal 550 halaman ini, pembaca akan disuguhi tiga fondasi utama dalam dunia tulis-menulis. Pertama ialah 'kesadaran' yang dinukilkan jajaran penulis dan penerjemah buku ini dari artikel-artikel pilihan para penulis terbaik dunia dan proses kreatif mereka, seperti Natalie Goldberg, Kurt Vonnegut, Eudora Welty, Gabriel Garcia Marquez, Orhan Pamuk, dan Virginia Woolf.
Kedua, para pembaca juga akan diajak menyelam ke dalam pergulatan ide yang lebih 'teknikal' dalam dunia tulis-menulis. Pada bagian ini, pembaca akan disodorkan ulasan mengenai rahasia dapur dari para penulis dunia. Banyak paparan mengenai teknik, panduan, dan tips menulis efektif dari mereka. Terakhir, buku ini akan mengajak pembaca untuk menelisik lebih jauh refleksi pemikiran tokoh dan para penulis besar dalam perspektifnya secara lebih spesifik.
Buku Memikirkan Kata terdiri atas sembilan bab yang tersusun secara deduktif dari pembahasan general tentang dunia literasi menuju ke pembahasan teknikal menulis efektif. Tajuk yang mengawali bab ini ialah Writing Essay: Pengantar Tentang Berpikir, Membaca dan Pada Akhirnya Menulis. Dimulai dengan bab 1 yang berisi empat esai naratif panjang mengenai tahapan awal dalam kepenulisan (berpikir, membaca, dan menulis), masing-masing dari Eudora Welty, Donald Hall, Natalie Goldberg, Kurt Vonnegut, dan William Zinsser. (Bus/M-4)
PERNAHKAH terpikir rasanya bekerja sebagai insinyur atau (engineer) di sebuah perusahaan migas besar bahkan ditempatkan di negeri orang?
Buku Ternyata Tanpamu ialah kumpulan puisi tentang perjalanan kehilangan dan perjalanan emosi.
PANDANGAN seputar kecantikan yang membawa dampak positif pada beberapa hal dalam kehidupan tertuang di buku The Essentiality of Beauty yang diluncurkan oleh perusahaan kecantikan Loreal.
Ingin mati, tapi malah mengurus penguburan jenazah. Ingin mati, tapi malah tertunda gara-gara seporsi mi ayam.
Membungkus kisah hubungan antara Indonesia-Timor Leste menjadi lebih kekinian.
BISA jadi hari-hari berlalu bersemangat dalam berkegiatan seperti sekolah atau bekerja, tanpa pernah mengerti apa itu kesepian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved