Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Tanda Cinta dari Rusia

Bagus Pradana
16/2/2020 01:20
Tanda Cinta dari Rusia
Pelukis dan juga kurator Vladimir Anisimov(ANTARA/DODO KARUNDENG)

SEBELUM gonjang-ganjing politik pada 1965, Indonesia memiliki hubungan mesra dengan Uni Soviet (sekarang Rusia). Kala itu, Soviet membutuhkan sekutu di Asia Tenggara untuk mengimbangi Blok Barat, sedangkan Indonesia membutuhkan dukungan dalam menyingkirkan sisa-sisa pemerintahan kolonial Belanda.

Banyak bantuan Soviet ke Indonesia, baik di sektor infrastruktur, keuangan, pengembangan sumber daya manusia melalui bidang pendidikan, maupun teknik militer, termasuk saat berkonfrontasi dengan Belanda dalam masalah Irian Barat.

Hubungan kedua negara mengalami pasang-surut, tetapi tetap mesra hingga sekarang. Publik pun bisa melihat jejak-jejak hubungan diplomatik tersebut melalui pa­mer­an yang kini tengah berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Di tempat ini, digelar pameran lukisan dengan tema Untai­an khatulistiwa (Necklace of equator) untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia pada 3-17 Februari.

Pameran lukisan ini menampilkan sekitar 50 karya dari para seniman terkemuka Rusia yang tergabung dalam Bureau of Creative Expedition pimpinan Vladimir Nikolaevich Anisimov. Kurang lebih 50 lukisan yang dipamerkan dalam pameran ini dibuat dalam rentang waktu 20 tahun dan menggambarkan keindahan alam dan masyarakat Indonesia dari kacamata para seniman Rusia.

Lukisan-lukisan yang dipamerkan merupakan kaleidoskop perjalanan dari seniman-seniman Rusia selama 20 tahun menyusuri beberapa daerah di Indonesia. Misalnya, di Jawa, Sumatra, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan, dan Sulawesi, mereka me­rekam keanekaragaman budaya, alam, dan masyarakatnya.

Selain lukisan, pameran ini juga menampilkan foto-foto dan dokumen yang merupakan arsip sejarah hubungan diplomatik kedua negara, baik dari koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) maupun Departemen Sejarah dan Dokumenter Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia.

Beberapa foto yang dipamerkan menyim­pan kenangan sejarah yang mampu membangkitkan ingatan massa lalu tentang kedekatan yang dulu pernah terbangun antara Indonesia dan Rusia. Momen-momen penting yang terekam dalam tiap fragmen kolase foto yang ditampilkan di pameran ini seakan lirih bercerita mengenai kisah-kisah apa saja yang terjadi kala itu.

Mulai dari kunjungan Pangeran Nikolay Alexandrovich ke tanah yang masih disebut Hindia Belanda ini pada 1891, yang kemudian disusul lawatan konsul jenderal ke-tsar-an Rusia di Batavia pada tahun yang sama. Kemudian, ada juga kunjungan awal Presiden Soekarno ke Rusia, yang dibalas dengan kunjungan yang sama dari Perdana Menteri Nikita Khrushchev ke Indonesia pada 1960.

Dokumen sejarah

Beberapa dokumen bersejarah yang menggambarkan hubungan diplomatik dua negara juga dipajang dalam pameran ini, yaitu korespondensi antara Kementerian Luar Negeri Uni Soviet dan Kementerian Luar Negeri RI yang memberikan pengakuan terhadap kedaulatan Republik Indonesia pada 3 Februari 1950.

Turut dipamerkan juga arsip dokumen kerja sama pembangunan beberapa objek monumental yang menjadi saksi bisu sejarah diplomatik Indonesia-Rusia, antara lain pembangunan Stadion Gelora Bung Karno yang terinspirasi dari Stadion Luzhniki di Moskow, Rumah Sakit Persahabatan, dan patung Tugu Tani.

Pameran tersebut dibuka Duta Besar Fede­rasi Rusia, YM Ludmila Vorobieva dan Ardian Wicaksono, Direktur Eropa III, Ditjen Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI, serta dihadiri sekitar 200 undangan.

Dalam sambutannya, Duta Besar Rusia YM Ludmila Vorobieva mengungkapkan ke­ingin­annya untuk mengganti judul pameran ini menjadi Indonesia, My Love, karena saking gembiranya menikmati dokumen sejarah dan sejumlah lukisan yang dipamerkan.

“Kita telah melewati banyak fase dalam 70 tahun hubungan diplomatik ini, banyak suka-duka telah kita lewati, tapi kita tahu bahwa kita sama-sama berangkat dari ketulusan dan ketertarikan satu sama lain. Event ini adalah event perdana dari rangkaian acara yang kami rencanakan tahun ini. Semoga tahun ini menjadi tahun yang spesial bagi hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia,” ungkapnya.

Ardian Wicaksono dari Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa pameran ini mampu menjadi sarana edukasi, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang tertarik dengan sejarah diplomatik Indonesia-Rusia. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya