Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENDIRI Royal Cheer Club Silvia Windy melihat minat masyarakat Indonesia terhadap dunia pemandu sorak sebenarnya cukup besar. Hanya olahraga tersebut dinilai memang agak lamban menyebar karena keberadaan pelatih yang kebanyakan di kota besar dan juga kebutuhan peralatan pendukung.
"Sebenarnya orang kalau dikenalkan kemungkinan besar bakal minat dengan cheerleading. Tapi kendalanya, olahraga ini memang butuh biaya dan syarat untuk perlengkapannya juga cukup banyak, seperti matras dan segala macam. Lalu pelatihnya kebanyakan juga dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya, jadi sepertinya banyak pihak yang belum bisa mendatangkannya. Karena itulah yang mungkin membuat sedikit lamban penyebarannya," imbuh Silvia yang menjadi anggota timnas pemandu sorak pada 2007-2013.
Lambannya penyebaran pula yang membuat olahraga pemandu sorak masih terganjal untuk bisa dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON).
Untuk dapat di pertandingkan di ajang nasional, persyaratan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) mengharuskan setiap olahraga memiliki perwakilan cabang di minimal 17 daerah. Sementara itu, kebanyakan komunitas atau tim pemandu sorak, dikatakan Silvia, baru marak di kota-kota besar, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Meski begitu, lanjut Silvia, hal itu tidak menyurutkan semangat para anggota komunitas yang dibimbingnya. Selama ini sudah ada banyak kompetisi bertaraf nasional dan internasional yang dibuka untuk pemandu sorak. Terlebih, cabang tersebut nantinya juga akan dibuka di Olimpiade 2020 yang akan berlangsung di Tokyo, Jepang. Kemudian, pemerintah tetap mendukung adanya timnas cheerleader dan menyertakan mereka ke berbagai kompetisi.
Adapun dunia pemandu sorak di Indonesia, kata Silvia, sebenarnya sudah jauh berkembang sejak pertama kali ia terjun ke dunia tersebut pada 2007. Bahkan, beberapa federasi dunia juga sudah masuk ke Indonesia dan mengajarkan teknik-teknik cheerleading.
Tak hanya bertarung dalam kompetisi, Royal Cheer Club sendiri dewasa ini juga sering membuat kompetisi tingkat nasional dan Asia. Dalam menghelat ajang tersebut, mereka biasanya turut mengundang juri dari tingkat Asia dan internasional, sementara peserta di dalamnya berasal dari berbagai daerah Indonesia dan beberapa negara tetangga. Royal Cheer Club mempunyai peran ganda, ia tidak hanya berdiri sebagai kompetitor dalam kejuaraan, tapi juga komunitas yang sengaja didirikan untuk memperkukuh ekosistem pemandu sorak dalam negeri.
Royal Cheer Club baru-baru ini juga sempat mendapatkan penghargaan. Mereka meraih juara pertama dalam kompetisi pemandu sorak tingkat Asia yang berlangsung di Bali pada 2018. Pada tahun yang sama, mereka juga meraih peringkat kedua dalam kejuaraan nasional (Kejurnas) yang berlangsung di Semarang. (Gas/M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved