Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAGI itu di pintu satu Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, segerombolan anak muda bermain bola di bawah Patung Arjuna Sang Pemanah, maskot Asian Games IV pada 1962. Namun, permainan mereka bukan umum, melainkan saling unjuk kebolehan bermain bola secara akrobatik.
Kelihaian mereka tidak mengherankan jika semuanya merupakan anggota Indonesian Freestyle Football Federation (IF3). Kegiatan pada Sabtu (9/11) kali itu sekaligus kopdar bulanan.
Tidak hanya para freestyler dewasa, di antara mereka terlihat juga anggota remaja. Salah satu yang terlihat sangat piawai ialah Raihan Madani yang berusia 15 tahun.
“Freestyle buat saya adalah hobi, games, dan juga passion saya. Saya mulai tertarik freestyle football di 2018. Awalnya saya tertarik karena saya dikenalkan oleh teman sekaligus mentor saya, yaitu Arie Ardiansyah. Dari situ saya belajar lihat video di Youtube dan berlatih bersamanya dan lama-kelamaan jadi senang saja sih. Saya terpacu untuk berprestasi," tutur remaja yang sama sekali tidak minder di antara para seniornya itu. Selain Arie Ardiansyah, freestyler senior yang hadir di kegiatan tersebut ialah Mario Matthew, Fakhdian ‘Ipank’ Pamungkas, Ari Ardiansyah, dan Masdar Hilmi.
Selain saling memperlihatkan trik terkini, mereka juga saling berbagi ilmu. Salah satu senior di IF3, Fakhdian ‘Ipank’ Pamungkas, mengungkapkan jika olahraga yang berasal dari Amerika Latin itu menggabungkan teknik bermain bola dengan seni atraksi dari gerakan sirkus dan tarian hiphop.
“Secara garis besar yang menjadi kunci penguasaan teknik dari teman-teman freestyler sebetulnya adalah kegigihan. Kita percaya setiap orang bisa melakukan permainan ini asalkan dia mau gigih latihan, berjuang keras, dan terus mau berbagi dalam komunitas yang positif. Itulah yang kita tekankan pada teman-teman semua, bahwa freestyle football ini adalah gaya hidup yang positif buat teman-teman,” tutur Ipank.
Meski satu bola dimainkan satu orang, freestyle football juga tetap memiliki ajang adu ketangkasan. Ajang itu dikemas dalam sistem battle dan memiliki babak penyisihan grup serta sistem gugur. Setiap orang diberi waktu 30 detik dalam menunjukkan kemampuan tertingginya.
Sumbangsih untuk Indonesia
Ketua Umum IF3, Masdar Hilmi Jayakusuma, mengungkapkan jika para pegiat freestyle football di Jakarta sudah berkumpul sejak sekitar 2007. Namun, barulah pada 2015, federasi itu dibentuk seiring dengan semakin populernya olahraga tersebut dan buah dari terselanggaranya Indonesian Freestyle Football Championship (IFFC).
Ajang IFFC merupakan ajang nasional yang diselenggarakan pemerintah bekerja sama dengan Redbull. Dari ajang itu dikirim wakil Indonesia ke Brasil.
IF3 yang secara resmi bernaung di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga RI ini juga menjadi wakil Indonesia di World Freestyle Football Association (WFFA). Wakil ketua IF3, Mario Matthew, menambahkan jika IF3 juga memiliki kompetisi yang bersinergi dengan pemerintah, yaitu Festival Olahraga Rekreasi yang rutin diselenggarakan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) dan Kemenpora RI.
Dengan adanya kompetisi nasional, banyak para freestyler tersebut yang kemudian serius menekuni jalur prestasi. IF3 sudah banyak mengirimkan atletnya ke ajang berbagai negara. Masdar menjelaskan, beberapa negara yang kompetisinya telah diikuti wakil mereka ialah Filipina, Polandia, dan Amerika Serikat. "Tahun ini kami juga telah mengirimkan seorang wakil ke Miami, Florida, untuk kejuaraan Redbull, yaitu Ardhi Andryadi," ujarnya.
Freestyler muda lainnya yang penuh pretasi ialah Arie Ardiansyah. Ia juara Show Flow Freestyle Football Asia Tenggara 2014. Ia juga pernah ikut pencarian bakat daring yang sukses membawanya ke Spanyol. Menjadi satu dari perwakilan 12 negara lain, Arie bisa bertemu Lionel Messi. "Lalu kesempatan kedua saya ke Prancis, waktu itu saya diminta membintangi iklan di media sosial pada Euro 2016. Terus yang di Inggris itu saya gara-gara menang three on three soccer di Senayan dan berangkat ke Inggris. Enggak nyangka bisa ke luar negeri karena juggling sih,” tambahnya.
Dengan pengalaman-pengalaman itu, Arie merasa freestyle football sudah lebih dari sekadar olahraga, melainkan pilihan hidup yang membuka banyak pengalaman dan juga banyak teman. Ia pun mengajak lebih banyak orang, khususnya penyuka sepak bola, menjajal olahraga atraksi plus seni ini. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved