Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
Penelitian genetika membuktikan tak ada pemilik gen murni di Nusantara. Manusia Indonesia ialah campuran beragam genetika yang awalnya berasal dari Afrika.
KULIT sawo matang, hidung pesek, dan mata belo, selama ini kerap dianggap sebagai ciri-ciri orang Indonesia asli alias pribumi. Akibatnya, orang yang di luar ciri-ciri umum itu kerap disebut sebagai warga pendatang. Sesungguhnya telah berketurunan hidup di Tanah Air ini, mereka tetap saja mudah jadi bahan ejekan rasisme dan termarginalkan.
Tidak hanya menimbulkan gesekan sosial sehari-hari, masih bercokolnya anggapan adanya ras pribumi dan ras pendatang itu juga menjadi komoditas politik. Akibatnya, kekerabatan dan rasa toleransi yang sesungguhnya telah diajarkan sejak zaman nenek moyang bisa pudar akibat mitos-mitos kepribumian itu.
Padahal, sesungguhnya telah menjadi pengetahuan umum pula jika Indonesia terdiri dari beragam populasi etnik yang juga melahirkan keragaman bahasa. Setidaknya ada 700 bahasa dan 500 populasi etnik hidup di Indonesia. Maka, pertanyaan siapakah pribumi itu sesungguhnya bukan saja tidak relevan, melainkan juga seperti memungkiri akar bangsa ini sendiri.
Untuk menyingkap dan memberikan pencerahan terhadap pertanyaan-pertanyaan sejenis itu, sebuah proyek penelitian DNA (deoxyribo nucleic acid) orang-orang Indonesia dilakukan Historia.id.
"DNA merupakan pengetahuan penting yang memberikan pencerahan bahwa masalah pribumi dan nonpribumi sudah tidak relevan lagi," kata Bonnie Triyana, Pemimpin Redaksi Historia.id dalam pembukaan Pameran ASOI: Asal- usul Orang Indonesia, Selasa (15/10).
Penelitian yang dilakukan Historia.id dalam proyek DNA membuktikan bahwa batas antara orang Indonesia dan lainnya telah bias karena gen yang terdapat pada tubuh seseorang telah bercampur dengan gen nenek moyang yang bisa saja berasal dari tempat berbeda. Seperti dua politikus PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan Budiman Sudjatmiko, setelah melalui tes DNA diketahui keduanya memiliki asal-usul yang sebagian besar berasal dari Asia Timur. Menariknya lagi, keduanya memiliki jejak moyang Timur Tengah, yaitu Semitik yang kemungkinan besar dari orang-orang Samaria (kini di Palestina).
Menurut Herawati Supolo Sudoyo, Peneliti Genetika Molekul dari lembaga Eijkman, genetika itu memang bisa terlihat melalui tes DNA sebab dalam DNA tersimpan semua informasi tentang genetika. "DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit, dan sifat-sifat khusus manusia, bahkan gen awalnya," kata Herawati.
Lebih khusus, proyek ini dilakukan dengan penelitian genetik DNA mitokondria yang diturunkan melalui jalur maternal atau ibu, lalu kromosom Y yang hanya diturunkan dari sisi paternal atau ayah, serta DNA autosom yang diturunkan dari kedua orangtua. Penanda genetik tersebut memperlihatkan bukti adanya pembauran beberapa leluhur genetik yang datang dari periode maupun dari jalur yang beragam.
Tempat lalu-lalang
Menurutnya, Indonesia memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam proses pencariannya. Sejak dahulu, wilayah Indonesia telah menjadi tempat manusia berlalu-lalang, seperti manusia dari daratan Asia yang bergerak ke arah timur menuju Pasifik atau ke selatan menuju Australia, sudah tentu akan melewati Indonesia terlebih dahulu.
Saat proses persebaran terjadi, tidak hanya fisik yang terpengaruh, tetapi juga kebiasaan, bahasa, budaya, bahkan komposisi gen pun ikut berubah. Hal itu terjadi saat manusia mulai melakukan pembauran dengan manusia lain yang memiliki perbedaan secara DNA. "Secara genetis terdapat empat gelombang migrasi yang berkontribusi. Gelombang awal, nenek moyang datang 50 ribu tahun lalu melewati jalur selatan menuju Paparan Sunda yang ketika itu masih menggabungkan Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Semenanjung Malaya," tambah Herawati.
Gelombang kedua, yakni kontribusi dari Asia daratan yang menuturkan bahasa Austroasiatik. Mereka berpindah ke selatan masuk ke Nusantara dari daratan Asia melewati Semenanjung Malaya yang saat itu masih menyatu dengan Pulau Sumatra dan Kalimantan.
Gelombang ketiga merupakan ekspansi dari utara. Pada periode sekitar 4.000 tahun lalu mereka bermigrasi dari daerah Tiongkok Selatan, menyebar ke Taiwan, Filipina, sampai ke Sulawesi, dan Kalimantan. Mereka inilah yang membawa bahasa Austronesia. Diaspora Austronesia ini terjadi mulai Madagaskar hingga ke Pulau Paskah di dekat Amerika.
Gelombang keempat terjadi pada zaman sejarah. Ini termasuk periode Indianisasi dan islamisasi di Kepulauan Nusantara. Empat gelombang migrasi yang melalui Kepulauan Nusantara itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya keragaman pada masa kini.
Herawati menegaskan, migrasi manusia sampai ke Nusantara merupakan nenek moyang orang Indonesia. Dengan begitu, tak ada pemilik gen murni di Nusantara. Manusia Indonesia adalah campuran beragam genetika yang awalnya berasal dari Afrika.
Melihat keseluruhan hasil tes DNA, keberagaman tentu sudah ada di depan mata yang tentunya menguatkan kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Hal ini juga yang dirasakan Grace Natalie, mantan jurnalis yang terjun jadi politikus ini menyadari bangsa ini bukan terbentuk atas ikatan darah atau keturunan. "Yang menyatukan kita adalah kesamaan nilai, kesamaan visi, kesamaan cita-cita," kata Grace. (historia/L-2/M-1)
DNA Nazril Irham
Garis leluhur dari pihak ibunya berasal dari Padang, dan ayahnya campuran Padang-Batak.
Hasil tes DNA penyanyi Nazril Irham alias Ariel menunjukkan beberapa gen:
79,78% gen Asia Selatan (India, Bangladesh, Tamil, dan Nepal)
15,14% gen Asia Timur (Jepang)
5,03% gen diaspora Asia
0,05% gen Yunani
Najwa Shihab
Darah Arab di tubuh Najwa diturunkan langsung oleh moyangnya dari Hadramaut, Yaman. Namun, hasil uji DNA menunjukkan gen Arab di tubuhnya hanya 3,4%.
48,54% Asia Selatan (Nepal, India, Bangladesh, dan Tamil)
26,81% Afrika Utara (Maroko, Algeria, Aljazair, dan Berbers)
6,86% Afrika (Mozambik)
4,19% Asia Timur (Tiongkok)
4,15% Diaspora Afrika (Afrika-Amerika)
3,48% Timur Tengah (Arab)
2,28% Eropa Selatan (Portugis)
1,91% Eropa Utara (Dorset)
1,43% Diaspora Asia (Asia-Amerika)
1,233% Diaspora Eropa (Puerto Riko)
Grace Natalie
Grace yang berwajah oriental ternyata memiliki gen Afghanistan.
0,01% Afghanistan
76,92% Asia Timur
Mira Lesmana
Di dalam tubuh Mira mengalir darah 14 suku berbeda dari Asia Selatan.
49,68% Asia Timur (Taiwan, Jepang, Tiongkok, Vietnam, Korea, dan Makau)
38,10% Asia Selatan (14 suku bangsa di India)
12,21% Diaspora Asia (Asia-Amerika)
0,03% Irak, Kurdi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved