Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ARENA pintu utama PKN 2019, Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10) tampak cukup ramai dengan warga. Mereka, bersama keluarga, asyik melukis di kain panjang.
Ya, di pintu utama itu pengujung memang dapat memilih kuas dan tintanya sendiri untuk dapat berpartisipasi dalam membuat lukisan dengan tajuk utama 'Ruang Bersama, Indonesia Bahagia'. Kiranya ada dua kanvas seluas kurang lebih 3 x 10 meter yang siap dilukis, entah dengan motif maupun bahasa sesuai dengan selera pembuatnya.
Salah seorang Warga Jakarta, Tedy Suhendi mengaku tak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Apalagi, kedua anaknya yang masih berusia balita saat ini sedang gemar-gemarnya menggambar di atas kertas, dan oleh karena itu ia lantas menemani kedua anaknya yang kala itu tengah asyik bereksplorasi dengan warna.
"Saya malah jadi ikut melukis ini. Menarik sekali ada ruang yang disediakan seperti ini. Cukup interaktif dan memberi ruang bagi kita semua. Tidak tahu juga ini melukis apa, tapi kita biarkan saja anak-anak dengan karyanya" tutur Tedy, saat ditemui Media Indonesia, Selasa (8/10).
Sementara itu, sebuah lukisan dengan tema sama namun lebih terkonsep dapat dilihat dari karya Ilustrator, Adam Suhanda. Perupa yang berasal dari Petukangan, Jakarta Selatan itu, mengaku sudah berkecimpung dengan karya visual mulai dari lukisan, desain grafis, hingga mural sejak 2002. Pada kesempatan ini, ia turut berpartisipasi karena ingin bercerita tentang segala sesuatu yang ia lihat dalam PKN 2019.
Bagi Adam, kebudayaan sendiri ialah DNA. Ia merupakan bagian yang amat penting bagi sebuah peradaban dan bangsa. Kebudayaan menjadi akar yang datang sejak masa lampau, namun sekaligus menjadi acuan untuk melangkah di masa depan.
"Oleh karena itu, dengan adanya ruang bersama ini harapannya akan semakin tumbuh kepedulian masyarakat terhadap kebudayaan kita yang berasal dari berbagai daerah. Ada banyak hal yang dapat kita angkat, mulai dari kearifan lokal, maupun cerita rakyat yang selama ini hilang padahal dapat menjadi ide menarik untuk sebuah karya visual," tuturnya. (M-1)
rumah adat sumatera barat dengan ciri khas dan beberapa perbedaan dilihat dari desain serta karakteristik bangunan rumah adat
Salah satu langkah penting untuk terus menghidupkan kuliner Nusantara ialah dengan menghadirkannya dalam menu-menu restoran, sehingga masyarakat semakin mudah mengaksesnya.
Baringin Sakato Fest 1 menjadi bentuk nyata dari pelestarian budaya lokal yang dikemas dalam kegiatan seni yang menghibur.
Sungai Citarum telah mengalirkan kebudayaan besar yang menjadi tonggak lahirnya peradaban di Jabar
Peran generasi muda dalam kemajuan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Terlebih, sebagai penerus, mereka akan menjadi tonggak estafet kemajuan budaya di masa depan.
Kanal budaya Indonesiana diharapkan ikut berperan membangun ekosistem kebudayaan yang menyatukan bangsa Indonesia dalam keberagaman, kegembiraan, keterbukaan dan kesetaraan.
Untuk pemenang lomba makan otak-otak, bakal diambil tiga tercepat total hadiah pemenang hingga Rp3,7 juta.
Tema festival tahun ini menggambarkan kerukuran dan toleransi di Bangka Belitung yakni "Thong Ngin Fam Ngin jit Jong yang artinya Cina Melayu Sama Saja.
Dunia streetwear dan budaya urban kembali menjadi sorotan di Indonesia dengan hadirnya DRP Jakarta
Sebanyak 400 peserta ambil bagian lomba makan otak-otak ini. Uniknya para peserta mengenakan beragam kostum unik untuk menarik perhatian para juri.
Makan Bajamba digelar sebagai bentuk penghormatan kepada para raja dan sultan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved