Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Makin Tua Kok Makin Susah Suka Lagu Baru?

Irana Shalindra
07/10/2019 20:35
Makin Tua Kok Makin Susah Suka Lagu Baru?
untuk orang yang lebih tua, lagu-lagu yang lebih baru dan kurang familier mungkin “terdengar sama.”(Unsplash/Alice Moore)

Bagi Generasi Y, tiada musik lebih asyik selain musik dan lagu-lagu era '90-an. Namun, generasi sebelumnya ternyata punya pendapat berbeda.

Coba tanyakan kepada mereka yang lahir di era 1950-an, pasti musik terbaik ialah yang hits di era '60 dan '70-an. Sementara itu, musik-musik di era berikut, sekadar, yah OK.

Mengapa begitu? Mengapa semakin tua kita, semakin sulit menyukai musik dan lagu baru?

Menurut Profesor Psikologi Francis T McAndrew, selera musik seseorang mulai mengkristal sejak usia 13 atau 14. Kemudian, saat kita berusia awal 20-an, selera ini telah 'terkunci' dan cenderung ajek.

Faktanya, penelitian telah menemukan bahwa pada saat kita berusia 33 tahun, kebanyakan dari kita telah berhenti mendengarkan musik baru. Adapun lagu-lagu populer yang dirilis ketika Anda masih remaja awal cenderung tetap cukup populer di kalangan kelompok usia Anda selama sisa hidup Anda.

Mungkin ada penjelasan biologis untuk ini. Ada bukti bahwa kemampuan otak untuk membuat pembedaan antara akor, ritme, dan melodi semakin memburuk seiring bertambahnya usia. Jadi, tampaknya, untuk orang yang lebih tua, lagu-lagu yang lebih baru dan kurang familier mungkin “terdengar sama.”

Namun, menurut McAndrew, ada beberapa alasan sederhana untuk penolakan seseorang terhadap musik dari generasi yang lebih muda. Salah satu hukum psikologi sosial yang paling banyak diteliti adalah sesuatu yang disebut "efek ekposur". Singkatnya, itu berarti bahwa semakin kita terpapar pada sesuatu, semakin kita cenderung menyukainya.

Ini terjadi dengan orang yang kita kenal, iklan yang kita lihat dan, tentu saja lagu yang kita dengarkan.

Saat Anda berusia remaja awal, Anda mungkin menghabiskan cukup banyak waktu untuk mendengarkan musik atau menonton video musik. Lagu dan artis favorit Anda menjadi sesuatu yang akrab, menghibur, dan bagian dari rutinitas Anda.

Ketika di usia 30-an, urusan pekerjaan dan keluarga mengambil alih fokus kehidupan. Waktu kita untuk 'menemukan' dan kemudian menikmati musik baru menjadi lebih sedikit.

Yang ada justru kita cenderung mendengarkan lagu-lagu favorit lama yang telah akrab di telinga sedari masa kita punya lebih banyak waktu luang.

Tentu saja, tahun-tahun remaja itu belum tentu berisi hal menggembirakan belaka. Penelitian psikologi telah menunjukkan bahwa emosi yang kita alami ketika remaja tampak lebih intens daripada emosi yang muncul ketika kita lebih tua.

Nah, kita pun tahu bahwa emosi yang kuat terkait dengan ingatan dan preferensi yang lebih kuat. Semua ini bisa menjelaskan mengapa lagu yang kita dengarkan selama periode masa muda menjadi begitu berkesan dan dicintai.

Jadi, tidak ada yang salah dengan orang tua Anda jika mereka tidak suka musik Anda. Di satu sisi, itu semua adalah bagian dari tatanan alami.

"Pada saat yang sama, saya dapat mengatakan dari pengalaman pribadi bahwa tumbuh rasa suka saya terhadap musik yang dimainkan anak-anak saya ketika mereka remaja. Jadi, tentu saja bukan tidak mungkin untuk membuat orang tua Anda menyukai Billie Eilish atau Lil Nas X." (Quartz.com/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya