Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
MENYAMBUT hari Batik Nasional pada 2 Oktober mendatang, Summarecon Mall Kelapa Gading (MKG) gelar Pesona Batik Wastra Nusantara. Ajang yang diselengarakan 25 September - 6 Oktober ini memiliki menggali lebih tentang batik Madura, mulai dari motif dan keunikannya.
Ternyata membatik di Madura awalnya dikerjakan di pesantren-pesantren pada musim paceklik. Selain para santri, membatik merupakan pekerjaan sampingan para istri yang tinggal di pesisir, sambil menunggu suami pulang melaut.
Kegiatan ini terus berkembang ke masyarakat Madura yang lain. Mereka mulai membawa batik untuk dijual ke Kota dan mengambil keuntungan dari harga yang sudah ditetapkan.
Menariknya batik Madur amemiliki warna yang berani dan tegas. Seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Motifnya pun menarik, karena terinspirasi dari tumbuhan, binatang, serta motif kombinasi hasil kreasi pembatik sendiri seperti motif ayam bekisar, gerbong keraton, dan karapan sapi. Kombinasi warna dan motif ini menjadi ciri khas Batik Madura yang menjadikannya unik dan berbeda dengan batik dari daerah lainnya.
“Saat ini masyarakat sudah semakin sadar melestarikan Batik sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, namun belum banyak yang tahu sejarah dan proses panjang di balik pembuatan batik maupun filosofi yang terkandung dalam motif batik di setiap daerah. Contohnya tahun ini kami mengangkat tema Eksotika Batik Madura, yang dilukis para pengrajin secara autentik, sehingga menghasilkan motif yang berbeda satu dengan yang lainnya," ujar Tommy L, Center Director Summarecon Mall Kelapa Gading dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia, hari ini.
Selama 12 hari MKG menggelar beragam acara dalam Pesona Batik Wastra Nusantara. Seperti Bazaar Gallery Batik yang melibatkan 69 booth di area MKG 3-5. Ada pula Batik Fashion Parade by Indonesian Designer pada 28 September mendatang. Parade ini melibatkan sejumlah designer, seperti Handy Hartono, Mahadevi, dan Danar Hadi. (RO/M-3)
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi banyak tempat di antaranya tempat tinggal dokter gigi pertama Indonesia dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai
Melalui program Desa BRILiaN, BRI mendukung pengembangan UMKM Batik Parang Kaliurang di Sleman.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Dengan tagline produk “When Art Meets Performance”, laptop ini tidak hanya unggul secara teknologi tetapi juga membawa identitas budaya dalam perangkat modern.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved