Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PARA ilmuwan di Pusat Informasi Lingkungan Nasional National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengatakan suhu global rata-rata pada Juli 2019 ialah 0,95 derajat celsius di atas rata-rata abad ke-20, yaitu 15,8 derajat celsius. Hal itu membuat Juli 2019 menjadi Juli terpanas dalam 140 tahun. Sebelumnya, Juli terpanas terjadi pada Juli 2016.
Catatan yang didapatkan NOAA ini juga dikonfirmasi Komisi Uni Eropa yang menganalisis data serupa dari organisasi riset iklim Berkeley Earth. Tak hanya itu, pada Juli tahun ini pun es di lautan Arktika menyusut ke posisi terendah sepanjang sejarah, yaitu berada pada 19,8% di bawah rata-rata, melampaui rekor penipisan es sepanjang sejarah pada 2012. Sementara itu, posisi lapisan es Antarktika berada pada tingkat 4,3% lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata lapisan pada 1981 hingga 2010, terendah dalam 41 tahun terakhir.
Tahun ini pun dikatakan jadi salah satu tahun terpanas dalam sejarah. Menurut NOAA, hal itu terjadi karena tingginya karbon dioksida di atmosfer yang diklaim tertinggi dalam 800 ribu tahun.
Para ahli paleoklimatologi juga mengemukakan konsentrasi karbon dioksida bertambah pada tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik dalam catatan sejarah maupun geologis. (Sciencedaily/Rkp/L-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved