Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Iqro My Universe, Padukan Sains dan Agama

Ardi Teristi Hadi
19/7/2019 02:10
Iqro My Universe, Padukan Sains dan Agama
Adegan Aqilla dan Opa dalam film Iqro: My Universe.(www.filmiqro.com)

Sosok pelajar perempuan SMA dengan mimpi besar dan semangat membara ingin menjadi astronot. Namun, apa daya, untuk mewujudkan mimpi itu, banyak tantangan yang harus dihadapi. Mampukah dara bernama Aqilla itu menggapai cita-citanya?

Demikian paling tidak jika konflik dalam film Iqro My Universe dikemas dalam sebuah alinea ringkas. Namun, tentu saja, satu alinea itu tidak dapat merangkum pengalaman dan pesan dalam film berdurasi 101 menit ini.

"Film ini inspiring, mengangkat cerita tentang mimpi menjadi astronot," jelas Tyas Abiyoga, selaku produser film Iqro My Universe, Selasa (15/7) kepada awak media di Yogyakarta. Pesan yang ingin disampaikan adalah pentingnya anak muda memiliki mimpi, memupuknya, dan berjuang untuk mewujudkannya.

Walau sarat dengan pesan moral, film ini tidak menggurui sehingga penonton bisa menikmati jalannya cerita. Sambil menonton, kita juga diajak belajar seluk-beluk tentang menjadi astronot, kondisi di luar angkasa, dan Islam.

"Garis berar sebuah film mengangkat sains dan yang terkandung dalam Alquran," imbuh dia. Untuk segi sains, film ini bahkan melibatkan Pratiwi Sudharmono yang merupakan astronot wanita pertama Indonesia.

Film yang tayang di bioskop mulai 11 Juli 2019 ini memang didedikasikan untuk Pratiwi Sudharmono. Sosok Pratiwi dalam film ini menginspirasi munculnya tokoh Tsurayya, seorang astronot Indonesia yang sedang meneliti tanaman untuk dikirim ke ruang angkasa.


Sekuel Kedua
Film Iqro My Universe merupakan sekuel kedua. Sebelumnya, film Iqro- Petualangan Meraih Bintang sudah rilis pada 2017. Tokoh utama dalam film ini, Aqilla, masih diperankan oleh Aisha Nurra Datau.

Berbeda dengan film pertama yang memahami dunia astronomi lewat Obeservatorium Bosscha, dalam sekuel ini, Aqilla lebih dekat mewujudkan cita-citanya dengan mengunjungi Pusat Penelitian Angkasa Luar di Inggris.

Diceritakan, Opa Aqilla, sosok astronom yang diidolainya, memutuskan untuk menerima permintaan ke Inggris untuk membantu sebuah penelitian di sana. Aqilla kecewa ketika tahu Opa memilih berangkat ke Inggris tanpa sepengetahuannya.

Padahal, Aqilla yang bercita-cita menjadi seorang astronot tengah berusaha memenangkan lomba membuat vlog (video blog) tentang tokoh antariksa. Pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa diundang ke Pusat Penelitian Angkasa Luar di Inggris.

Di tengah kekecewaannya terhadap kepergian sang Opa, Aqilla bertemu dengan Tsurayya (Maudy Koesnaedi). Ia sorang ahli botani yang sedang melakukan penelitian tanaman untuk hidup di luar angkasa. Apakah pertemuan itu membantu Aqilla untuk memenangkan lomba dan menggapai mimpinya?

Menurut aktor senior Cok Simbara yang berperan sebagai Opanya Aqilla menyebut, film ini merupakan film keluarga yang memberi banyak tuntunan. "Yang selalu diingatkan oleh Opa adalah agar membaca ayat-ayat Allah yang ada di Al Quran, alam semesta, dan diri kita sendiri," kata dia.

Film ini menurut dia cocok ditonton oleh para pelajar. Selain bisa belajar tentang sains dan agama, sosok Aqilla mencontohkan pentingnya giat belajar dan pantang putus asa untuk mewujudkan mimpi. (M-2)

 

BACA JUGA: Produser TIME Berbagi Ilmu Film Dokumenter



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik