Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Setop Hindari Lemak Jenuh

Tosiani
06/7/2019 06:30
Setop Hindari Lemak Jenuh
Lemak jenuh sebaiknya tidak dihindari bila ingin sehat.(123rf)

Bagi mereka yang menjaga konsumsi makanannya kerap menghindari lemak jenuh. Ternyata tindakan itu menurut peneliti kandungan nutrisi dalam lemak jenuh dibutuhkan tubuh.

Makanan seperti telur, cokelat hitam, daging, dan keju memang memiliki kandungan lemak tinggi. Namun mengandung banyak nutrisi dan vitamain.

Atas dasar itu, para peneliti mengkritisi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar orang mengurangi konsumsi lemak jenuh. Rekomendasi itu, menurut para peneliti secara ilmiah dan politik sebagai langkah yang salah. Rekomendasi itu berakibat peningkatan lemak trans yang kurang sehat yang bisa membunuh ratusan orang saat ini.

Lebih dari selusin peneliti dari Eropa dan Amerika mempublikasikan jurnal menentang penghancuran lemak jenuh. Lemak jenuh bisa ditemukan di susu, keju, daging, mentega dan roti, cokelat dan krim. Meski dikaitkan meningkatkan resiko penyakit jantung, banyak makanan yang mengandung lemak jenuh memiliki manfaat kesehatan juga.

"Sebuah rekomendasi untuk mengurangi asupan total lemak jenuh dapat menyebabkan pengurangan asupan makanan kaya gizi," kata para ilmuwan yang diketuai Anne Astrup, Kepala Departemen Nutrisi di Universitas Copenhagen, seperti dikutip dari Daily Mail.

Makanan kaya nutrisi, kata mereka, justru bermanfaat mengurangi resiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker, dan kekurangan gizi. NHS merekomendasikan pria dewasa makan tidak lebih dari 30gram lemak jenuh dan perempuan 20gram per hari. Ini setara dengan 6-9 telur atau 5-7  batang cokelat mars.

Sementara pedoman WHO merekomendasikan orang mendapatkan asupan kalori per hari kurang dari 10% (150kkal-250kkal) lemak jenuh, lalu menggantinya dengan lemak tak jenuh. Padahal makanan dengan lemak jenuh tinggi mengandung senyawa penting seperti vitamin, mineral, protein, serat, zat besi, dan seng.

"Fokus pengurangan lemak jenuh membuat makanan dibuat dengan lemak trans. Yakni makanan olahan dengan menambahkan hidrogen ke minyak nabati, terutama makanan yang digoreng. Ini sangat buruk bagi kesehatan. Denmark melarang lemak trans pada 2004, dan negara Uni Eropa lainnya akan menyusul larangan serupa," kata dr Astrup. (M-3)

Baca juga : Makan Buah dan Sayur Ini Agar Bebas Kanker

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya