Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
NAMA Oei Hong Djien begitu hangat di kalangan seni rupa Indonesia. Dia menjadi salah satu tokoh yang sering diminta untuk membuka berbagai pameran seni, termasuk pameran seni yang diadakan di Bentara Budaya Yogyakarta pada 5 April 2019.
Seusai membuka pameran bertajuk 80 nan Ampuh, dengan memakai kopiah berwarna merah, Oei Hong Djien terlihat asyik bernyanyi dan berjoget bersama. Walau berbeda generasi dengan seniman-seniman yang ikut dalam pameran tersebut, pria kelahiran 5 April 1939 ini mampu membaur.
“Mereka ini para seniman-seniman angkatan milenial, banyak yang masih kuliah. Kita perlu juga melihat, memantau perkembangan mereka. Mereka ini kan generasi penerus seni rupa di kemudian hari,” kata dia. Bentara Budaya Yogyakarta menggelar pameran bertajuk 80 nan Ampuh malam itu sekaligus sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi Oei Hong Djien dalam dunia seni rupa.
Pria yang sering disapa Pak Dokter ini mengatakan pameran-pameran bagi seniman-seniman muda seperti ini penting. Dengan cara ini, seniman dapat menunjukkan bakat dan perkembangan kemampuannya dalam mencipta. Di sisi lain, para pecinta seni, kurator, dan kolektor dapat melihat bakat dan potensi dari setiap seniman muda. “Di sini kita bisa melihat apa yang sudah dicapai, apa yang perlu dikembangkan, apa yang perlu diluruskan, dan apa yang perlu dibahas dan diperdalam,” kata Oei.
Oei mengatakan, ketika melihat seniman-seniman muda, kita tidak bisa langsung membandingkannya dengan seniman-seniman legendaris, seperti Affandi dan Soedjojono. Para seniman muda tersebut harus diposisikan pada tempatnya, sebagai seniman baru, masih muda, dan berpotensi menjadi besar.
Melihat iklim seni di Indonesia, terutama di Yogyakarta, pemilik OHD Museum ini mengaku tidak khawatir dengan perkembangan seni rupa Tanah Air. “Seniman-seniman Indonesia sekarang juga sudah dipandang di dunia. Banyak seniman-seniman Indonesia yang menampilkan karya-karya mereka di luar negeri,” kata dia.
Oei mengatakan, dirinya sebagai seorang pecinta seni tidak pernah berhenti untuk mengikuti perkembangan seni. Ia mengaku sangat senang dengan dunia seni sejak lama. Ia pun telah membuka Museum OHD di Magelang, yang berasal dari inisial namanya. Museum tersebut menjadi salah satu galeri terlengkap yang mencatat perkembangan seni rupa di Tanah Air.
Pria yang pernah menjadi penasihat kehormatan dan anggota dewan di Singapore Art Museum menjadi sumber informasi mengenai perjalanan seni rupa Indonesia. Jika di dunia sastra ada sosok HB Jassin yang dijuluki Paus Sastra Indonesia, di dunia seni rupa, Oei Hong Djien tampaknya layak menyandang sebutan sebagai Paus Seni Rupa Indonesia.
Dari sekian banyak seniman muda yang ditemui, ia berpesan, para seniman muda agar tidak lekas puas diri dan terus belajar, meningkatkan wawasan, teknik, pengetahuan sejarah, hingga pengetahuan tentang media seni yang digunakan.
Oei juga bersyukur, membaiknya iklim seni rupa di Tanah Air tidak lepas dari peran pemerintah yang semakin baik, dari perhatian maupun pendanaan. Ia juga berharap, pemerintah juga lebih memerhatikan museum-museum karena menjadi tempat belajar tentang masa lalu, termasuk perkembangan seni. (AT/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved