Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Barber Internasional Alan Beak Berbagi Ilmu di Indonesia

Fathurrozak
11/4/2019 21:30
Barber Internasional Alan Beak Berbagi Ilmu di Indonesia
Barber asal Inggris, Alan Beak hadir di Jakarta.(MI/Fathurrozak)
Dalam tajuk Electrifying Experiments, barber asal Inggris  Alan Beak membeberkan pentingnya para juru pangkas rambut melakukan eksperimen dalam pekerjaan mereka. Baek terkenal dengan penggabungan multi-teknik dalam menciptakan gaya rambut, yang ia padukan dengan dasar yang dimilikinya, tradisi potong rambut Italian Barber. Sebagai edukator, ia merasa, terkadang pendidikan sangatlah relatif. Sebab, ketika dia datang ke beberapa tempat saat ini, standar pemotongan rambut sudah sangat tinggi. Namun, inovasi lewat eksperimen memang perlu dilakukan.
 
"Untuk buat dan menciptakan tren baru, perlu ada inovasi, cari orang untuk buat inovasi, lakukan. Rusia, dua tahun lalu, masih dalam tahap perkembangan untuk industri barber. Sebelum dua tahun lalu, enggak banyak yang tahu barber Rusia. Perlu sekitar empat-lima tahun untuk bisa ditengok global. Mereka aktif, berusaha keras capai target, sekarang Rusia dikenal sebagai negara yang punya barber terbaik di dunia, dan salah satunya mereka juga memberi hadiah untuk barber terbaik, seperti Yanto (Sani)," jelas Baek, Kamis, (11/4) di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta Selatan.
 
Yanto Sani merupakan barber asal Singapura yang dikenal memiliki eksperimen dalam memotong rambut dengan menggabungkan unsur musik dan potong rambut secara bersamaan. Sehingga yang ia lakukan bisa menjadi suatu pertunjukkan memangkas rambut yang bisa dinikmati. Yanto turut menjadi pembicara dalam Barberlyfe Indonesia yang tahun ini menjadi ketiga kalinya penyelenggaraan wadah edukasi bagi para tukang cukur ini oleh Chief Company, perusahaan yang bergerak di bidang barber.
 
Yanto menyebutkan, alasan dirinya menggabungkan musik dengan proses memangkas rambut ialah karena ia ingin mencoba gaya baru, sekaligus menduga hal yang tak terkira ketika dua hal itu dilakukan bersama. Selain itu, Yanto memang menjadi salah satu produser musik dalam skala kecil. Alan pun menyebut, yang dilakukan dirinya dan Yanto merupakan hal sama. Sama-sama ingin berbeda dari yang lain ketika menjadi seorang barber.
 
"Saat saya satukan kultur yang berbeda menjadi satu, itu seperti menyatukan dua makanan dari daerah yang berbeda. Ketika  kalian coba tekstur dan teknik berbeda, maka akan temukan hal berbeda. Prinsip dasarnya, kesamaan dengan Yanto, kami menolak hanya bermain di zona nyaman, kami enggak mau jadi orang lain, ingin berbeda dan stand out, dan jadi orang terbaik yang bisa kita capai," tambah Alan.
 
Tajuk Electrifying Experiments dalam Barberlyfe Indonesia Volume 3, ditujukan sebagai cara menggungat pernyataan yang selama ini menjadi buah bibir di industri pangkas rambut Indonesia, yang selama ini menganggap industrinya sudah maju.
 
"Kita mau push batas barbering. Eksperimen menurut kami penting, karena enggak bisa lakukan ini secara rutin, harus create lain, eksperimen dalam industri ini sangat penting," kata Fatsi Anzani co-founder Chief Company. Selain gelar wicara bersama Alan Beak dan Yanto Sani, keduanya juga menunjukkan skillnya dalam memangkas rambut. Film dokumenter Barber Voyage, yang menelusur jejak tradisi potong rambut di nusantara juga diputar. Sebelumnya, Chief Company juga meluncurkan buku berjudul Peradaban Rambut Nusantara pada Februari. (M-1)
 
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya