Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Temuan Ratu Gajah di Kenya, Jumlahnya Tinggal 20 di Dunia

Galih Agus Saputra
15/3/2019 12:00
Temuan Ratu Gajah di Kenya, Jumlahnya Tinggal 20 di Dunia
(The Sun)

FOTOGRAFER satwa asal Inggris, Will Burrard-Lucas berhasil mengabadikan foto "Ratu Gajah" yang salah satunya dikenal sebagai F_Mu1. Dia menemukan mahluk anggun itu saat melakukan ekspedisi di Taman Nasional Tsavo, Kenya, dan dibantu organisasi nonprofit yang fokus pada konservasi gajah, Tsavo Trust.

Meskipun Lucas mengambil foto itu pada Agustus 2017, ia baru saja merilisnya ke publik. Menurut Lucas, seperti dilansir Dailymail, selama ini F_Mu1 tidak dikenal secara luas di luar daerah konservasi Tsavo. Detail lokasinya sangat dirahasiakan demi mencegah praktik perburuan liar.

Dewasa ini, Taman Nasional Tsavo yang merupakan rumah bagi populasi gajah terbesar di Kenya memiliki luas sekitar 16.000 mil persegi. Lahan seluas itu kemudian menjadi tantangan besar bagi para penjaga hutan dalam melakukan patroli.

Foto-foto F_Mu1 selanjutnya akan diterbitkan dalam buku Lucas berjudul "Land of Giants". Setidaknya ada 150 foto gajah berwarna hitam-putih dalam buku tersebut. Foto itu sangat ekslusif yang mana sebelumnya belum pernah ada yang mengetahui wujud sang Ratu itu. Semua gambar tersebut diambil selama Lucas, bersama Tsavo Trust melakukan ekspedisi pada 2017, dan dua ekspedisi lainnya pada 2018.

Gajah-gajah itu juga dikenal sebagai big tusker (gading besar). Jumlahnya diperkirakan hanya tersisa 20 di dunia, dan tinggal di daerah terpencil yang tidak terjangkau manusia. Sayangnya, Ratu yang ditemui Lucas atau yang bernama F_Mu1 kini telah meninggal karena sebab alamiah.

Kehebatan F_Mu1
F_Mu1 meninggal dalam usia lebih dari 60 tahun. Lucas saat mengenang perjumpaannya dengan F_Mu1 mengatakan, ia kurus dan tua sekali tetapi dia berjalan maju dengan anggun dan megah. Gadingnya sangat panjang, bahkan sampai menggores tanah di depannya. "Dia seperti peninggalan dari zaman dulu," kata Lucas.

Juru kamera itu juga mengatakan, mencari mereka ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Para ahli margasatwa menggunakan pesawat pengintai untuk melakukan pencarian, dan kemudian membimbing tim eskpedisi ke sebuah titik yang amat tepat melalui radio. Ketika akhirnya Lucas bertemu dengan kawanan mereka, ia pun terpesona karena mereka memiliki taring yang paling menakjubkan di antara gajah-gajah yang selama ini pernah dilihatnya. "Jika aku tidak memandangnya dengan mataku sendiri, mungkin aku tidak akan percaya bahwa gajah seperti itu masih ada di dunia," tutur Lucas.

Perjumpaan, sekaligus pengalaman mengabadikan sosok F_Mu1 kemudian menjadi sangat berarti bagi Lucas. Ia merasakan perasaan yang sangat istimewa, sekaligus euforia yang akan tinggal selamanya dalam hidupnya.

Dalam buku Lucas, selain ada sosok F_Mu1 juga ada empat gajah laki-laki, termasuk salah satunya LU1 yang dipercaya paling besar di dalam kawanannya. Melalui buku yang rencananya hendak dirilis pada 20 Maret mendatang itu, Lucas kemudian ingin mengajak semua pembaca untuk mendukung langkah konservasi yang dilakukan Tsavo Trust, sekaligus mengomunikasikan 'pesan inspiratif' bahwa sesungguhnya mahluk menakjubkan itu masih ada di luar sana, dan belum terlambat untuk menyelamatkan mereka. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya