Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Populasi Cucak Rawa Kritis

Abdillah Marzuqi
19/2/2019 14:05
Populasi Cucak Rawa Kritis
(Ist)
NAMA cucak rawa mungkin cukup akrab di telinga anda. Nama salah satu jenis burung permah menjadi judul lagu yang dibawakan Didit Kempot dan hit di awal era 2000-an.
 
Sayang, nasib burung cucak rawa kini mengkhawatirkan. Bernama latin Pycnonotus zeylanicus, burung ini sekarang berada dalam status keterancaman kritis.
 
Selama ini, banyak memang banyak cucak rawa yang diambil dari habitat asalnya untuk menjadi hewan peliharaan ataupun untuk dilombakan. Jumlah populasi di alam diperkirakan hanya 600 – 1.700 ekor saja. Daerah sebarannya mencakup Semenanjung Malaysia, Singapura, Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, termasuk Brunei Darussalam, Sabah, serta Sarawak.
 
"Perburuan jenis ini di alam terutama di Indonesia telah membuat hutan-hutan di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan kehilangan kicauan merdunya. Permintaan yang tinggi terhadap cucak rawa sebagai burung peliharaan dan lomba burung berkicau menjadi faktor ancaman kepunahan jenis ini," terang Biodiversity Conservation Specialist Burung Indonesia, Ferry Hasudungan dalam rilis yang diterima Media Indonesia, (18/2).
 
Cucak rawa sebenarnya sempat termasuk ke dalam daftar jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018, namun kemudian dikeluarkan bersama dua jenis burung lainnya yakni anis-bentet kecil (Colluricincla megarhyncha) dan anis-bentet sangihe (Colluricincla sanghirensis) hanya dua bulan setelah peraturan tersebut diterbitkan.
 
Anis-bentet kecil dan anis-bentet sangihe tidak termasuk ke dalam jenis yang dilombakan dan belum ditangkarkan. Anis-bentet kecil memiliki beberapa anak-jenis dengan sebaran terbatas dan endemis di pulau-pulau kecil di Papua dan Papua Barat. Sedangkan anis-bentet sangihe merupakan jenis endemis yang hanya bisa ditemukan di Pegunungan Sahendaruman di Pulau Sangihe dengan populasi 92-255 individu sehingga berstatus kritis. (M-1)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya