Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
PLAZA Indonesia Film Festival (PIFF) memasuki tahun kelima penyelenggaraannya. Namun, ini menjadi gelaran ketujuh setelah pernah dihelat dua kali dalam setahun.
Mengusung tema Love, Live, Life, film-film yang dihadirkan tahun ini menyuguhkan beragam isu.
Ave Maryam karya Ertanto Robby Soediskam menjadi film pembuka dalam PIFF tahun ini. Festival yang berlangsung sejak kemarin hingga 17 Februari ini juga membawa film-film jagoan festival internasional.
Ave Maryam sendiri, sebelum pulang ke Indonesia, telah keliling ke berbagai festival dunia, seperti Cape Town Film Festival, Hanoi Film Festival, dan Hongkong Asian Film Festival. Terakhir, Ave Maryam diputar di Jogja-NETPAC tahun lalu. Selain film yang dibintangi Maudy Koesnaedi itu, hadir juga 27 Steps of May karya Ravi Bharwani, yang menyabet Golden Hanoman Award, penghargaan film terbaik dalam gelaran Jogja-NETPAC, pada tahun lalu.
Bukan hanya film Indonesia, namun PIFF juga menampilkan film internasional seperti Shoplifters yang memenangi Palme d'Or pada Cannes Film Festival 2018 dan jadi nomine Foreign Language Film Academy Awards 2019, bersaing dengan Cold War, dan Capernaum.
Daftar film yang muncul pada gelaran PIFF kali ini, menunjukkan keseriusan Plaza Indonesia dalam menghadirkan ajang festival bergengsi di Jakarta. Kurasi film digarap dengan cerdik. Bahkan, menurut pengakuan General Manager Plaza Indonesia Astri Abiyanti Permatasari, tahun ini peminat PIFF sangat tinggi.
"Baru tahun ini, dalam waktu satu jam kami buka registrasi lewat website, semua tiket untuk semua film sudah sold out," akunya saat pembukaan PIFF, di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis, (14/2).
Selain penayangan film, PIFF juga menghelat sesi 'movie clinic' yang sudah dimulai sejak tahun lalu. "Ke depannya, kami ingin lebih lengkap, ada awarding juga mungkin, film submission, intinya sifatnya yang bisa mendukung industri perfilman. Mungkin kenapa agak minim festival film di sini ya karena ada beberapa kendala, meski peminat makin banyak, salah satunya bisa karena bujet, atau bahkan persoalan censorship," tambah Astri.
Ifa Isfansyah, produser film Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho, yang filmnya juga akan ditayangkan di PIFF, menambahkan bahwa penyelenggaraan festival film sejatinya perlu ada yang mengurusi, di luar sineasnya.
"Bukannya enggak ada festival film di Jakarta. Kita masih bisa lihat, ada Arkipel dengan karakter film eksperimentalnya, atau Europe on Screen (EoS--film-film yang berasal dari negara Eropa). Namun, festival yang merepresentasikan kota (Jakarta) memang enggak ada," kata dia.
"Kenapa menjadi enggak ada? Karena memang harus dikelola bukan oleh pembuat film. Pembuat film memang berkembang, tetapi ini tidak diikuti oleh teman-teman dari sektor lain, orang yang mau meng-organize, yang konsen terhadap film. Bagaimana pun juga, tidak apa-apa suatu kota punya 50 festival film, asal harus punya karakternya masing-masing. Seperti Plaza Indonesia ketika dipindah ke suatu festival, sudah jelas karakternya, segmennya," tambah Ifa seusai pembukaan PIFF.
Selain beberapa yang telah disebutkan, film yang juga diputar dalam PIFF ialah Cold War (Pawel Pawlikowski), peraih Director's Fortnight pada Cannes Film Festival 2018, lalu Capernaum (Nadine Labaki) yang juga menang di Cannes pada kategori Jury Prize, The Tailor (Kay Nguyen, Buu Loc Tran), dan beberapa film pendek seperti Ballad of Blood & Two White Buckets (Yosep Anggi Noen), Kado (Aditya Ahmad), Elegi Melodi (Jason Iskandar), Loz Jogjakartoz (Tata Sidharta), serta Elinah (Ersya Ruswandono).
Di tengah minimnya gelaran festival film di Jakarta, khususnya setelah Jakarta International Film Festival (JiFFest) mandek per 2013, PIFF dapat menjadi oase festival film Ibu Kota, sekaligus menjadi pilihan alternatif dalam menghadirkan karya para sineas pada segmen yang lebih luas. Film-film yang tayang juga memiliki keberagaman isu, mulai dari universalitas makna cinta, isu kekerasan seksual, hingga kemanusiaan. (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved