Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Menilik Transformasi si Ular Besi Indonesia

Suryani Wandari
07/10/2018 01:30
Menilik Transformasi si Ular Besi Indonesia
(MI)

KALIAN pasti sudah mengenal penggalan lagu tersebut, kan? Iya, Naik Kereta Api ciptaan Ibu Saridjah Niung Bintang Soedibjo atau dikenal dengan sapaan Ibu Soed ini rasanya melekat diingatan kita ya. Apalagi, Kereta api merupakan moda transportasi yang sering kita gunakan dalam perjalanan jauh.

Tahukah Sobat, transportasi yang mendapat julukan sebagai 'ular besi' itu merupakan warisan dari kolonial Belanda saat jaman penjajahan lo. Penggunaan kereta api di Indonesia sudah ada sejak 1864, saat itu Jendral Hindia Belanda Sloet Van Beele melakukan pembangunan rel untuk pertama kali.

Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, perusahaan kereta api milik Belanda jatuh ke Indonesia yang disepakati Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) yang ditetapkan sebagai Hari Kereta Api Indonesia pada 28 September 2018.

Menurut Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Pak Heru Dewanto, kereta memang cocok dipilih masyarakat untuk memudahkan mobilitas.

"Apalagi, perkembangan teknologi memang seharusnya dimanfaatkan untuk transportasi seperti kereta dan kereta merupakan kunci untuk mayarakat yang sering melakukan perjalanan jauh," kata Pak Heru, Kamis (4/10) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, saat peringatan Hari Kereta bertajuk Kebangkitan Kereta Api Indonesia. Setelah perjalanannya sampai 73 tahun, kira-kira transformasi apa saja, ya, yang sudah dilakukan PT Kereta Api Indonesia untuk transportasi yang cukup cepat itu?

Mengembangkan transportasi modern

Menurut Pak Heru Dewanto, Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), ada tiga hal yang menjadi perhatian khusus untuk mengembangkan sistem transportasi yang modern.

1. Teknologi, berkontribusi besar pada penyedia moda transportasi yang efisien.

2. Kebutuhan mobilitas bukan hanya dibutuhkan manusia, melainkan juga barang.

3. Ketepatan waktu, membuat waktu perjalanan lebih singkat dan masyakrakat bisa lebih banyak melakukan aktivitas.

KRU kereta api

Selain penumpang, di dalam kereta ada beberapa orang yang memiliki tugas dan perannya masing-masing lo.

1. Masinis, yakni orang yang bertanggung jawab untuk menjalankan kereta api. Kata masinis berasal dari bahasa Belanda machinist yang berarti juru mesin. Dahulu, kru mesinlah yang menjalankan kereta api.

2. Asisten masinis, membantu tugas masinis agar dapat bekerja baik, salah satunya dengan melakukan tunjuk sebut sinyal selama perjalanan.

3. Kondektur, bertugas untuk mengawasi keselamatan penumpang.

4. Teknisi KA dan Runner AC, mereka beraksi sebelum kereta diberangkatkan untuk memeriksa semua bagian.

5. Customer service, menemani perjalanan penumpang Kereta Api. Siap menerima kritik, saran, dan komplain guna memenuhi kebutuhan pelanggan akan pelayanan yang prima.

6. Petugas on train cleaning (OTC), bertugas menjaga kebersihan kereta api selama dalam perjalanan. Terdapat dua petugas OTC di setiap kerata yang siap melayani pelanggan kami.

Commuter Line

Dahulu dikenal dengan KRL Jobadetabek atau KRL Jabotabek yang merupakan layanan kereta rel listrik komuter yang dioperasikan PT Kereta Commuter Indonesia.

- Dimulai 6 April 1925.

- Terdapat 6 jalur.

- Panjang kereta 4, 8, 10, hingga 12 kereta per rangkaian KRL

- Menggunakan Listrik 1.500 v DC.

- 953.932 penumpang setiap harinya dan mencapai 316 juta orang sepanjang 2017.

Bedanya MRT dan LRT

Ada dua inovasi terbaru mengenai kereta yang kini sedang gencar dibangun, yakni Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rapid Transit (LRT). Keduanya direncanakan siap digunakan Maret 2019 loh. Lalu apa, ya, perbedaannya?

Mass Rapid Transit (MRT)

- Sesuai namanya, MRT merupakan jenis kereta yang bisa mengangkut orang dalam jumlah banyak atau sekitar 2.000 orang pada tiap rangkaian yang terdiri atas 8 hingga 10 kereta.

- Dialiri listrik di bagian atasnya dan ukuran rel 1.067 milimeter.

- Tanpa masinis.

- Menempuh jarak 5 menit dari stasiun ke stasiun lainnya, dengan jarak tempuh 100 kilometer per jam.

- menggunakan jalur layang dan underground tanpa perlintasan sebidang.

Light Rapid Transit

- Berkapasitas lebih kecil dari MRT dan KRL, tiap rangkaian hanya terdiri atas maksimal tiga kereta dan hanya mengangkut 628 penumpang.

- Sama-sama dialiri listrik di bagian atasnya dan ukuran rel 1.067 milimeter

- Tanpa masinis juga.

- Mempunyai keepatan hanya 30 kilometer hingga 40 kilometer per jam.

- LRT sudah digunakan di Palembang dan sedang dikerjakan di Jabodetabek yang didukung dengan pembangunan perumahan berbasis transit oriented development (TOD) (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik