Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DERETAN warna-warni jip tua terlihat parkir di tanah yang yang tidak rata. Jelang petang cuaca cukup terik. Begitu turun dari jip, pengunjung langsung membeli tiket masuk sekaligus membayar untuk ambil spot foto di beberapa titik. Lalu mereka pun antre menunggu giliran.
Ada yang antre untuk naik gondola, antre melewati jembatan gantung yang hanya boleh dilalui dua orang, dan ada juga yang harus sabar menunggu naik ke tempat yang disediakan untuk mengambil foto.
Para selebritas media sosial bahkan harus berganti kostum dulu saat akan mengabadikan diri di sudut-sudut yang bagus untuk sebuah foto. Begitulah aktivitas pengunjung di Pantai Timang, Gunung Kidul.
Gondola yang dioperasikan secara manual itu dihargai Rp150 ribu per orang. Atau jembatan gantung Rp50 ribu sama-sama ingin menuju Pulau Timang, berupa bongkahan karang raksasa yang bertebing curam.
Untuk sampai ke Pulau Timang tidaklah lama karena cuma berjarak 100 meter. Namun, begitu gondola meluncur di atas ketinggian 11 meter dari permukaan laut, sensasi ngeri pun akan terasa. Gondola terayun-ayun diterpa angin. Belum lagi hantaman ombak laut yang menerjang badan karang membentuk buih putih berputar-putar deras. Bahkan, jika angin sedikit kencang, cipratan air laut bisa melampaui ketinggian 11 meter dan membasahi pengunjung yang berdiri di tepi.
Sementara itu, mereka yang melalui jembatan gantung arus berjuang bergoyang-goyang untuk sampai di Pulau Timang. Sesampainya di atas karang tersebut pengunjung pun memandang lautan lepas tanpa batas sambil mengambil foto-foto. Setelah puas, mereka pun kembali.
Pantai Timang hanyalah salah satu dari sekitar 50-an tempat wisata pantai di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Pantai yang terletak di Padukuhan Dangolo, Desa Purwodadi, Kecamatan Tapus, boleh dibilang masih perawan. Untuk sampai ke pantai yang terkenal dengan gondolanya itu wisatawan harus offroad cukup menantang dan menguji adrenalin.
Dengan menyewa jip seharga Rp450 ribu untuk tiga-empat orang, wisatawan harus melalui jalan cukup terjal berbatu. Jadi, cukup menguras tenaga.
Perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam itu boleh dibilang dipenuhi bebatuan seperti karang lancip sehingga laju kendaraan terasa bergelombang naik-turun. Itulah sebabnya, pengunjung Pantai Timang tidak sebanyak pantai lain di kawasan Gunung Kidul.
"Kalau wisatawan asing, seperti Korea, bule, Malaysia, Singapura sukanya ke sini, terutama yang muda-muda," ujar seorang sopir jip.
Potensi pengembangan
Bila berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta, janganlah lupa mengunjungi kawasan wisata Gunung Kidul. Jelajahi dan nikmatilah panorama setiap pantainya, maka kita akan takjub.
Panorama keindahan Gunung Kidul menjadi salah satu kekayaan alam pariwisata Indonesia. Bahkan, daerah yang dulu dijuluki paling miskin di Provinsi DI Yogyakarta itu mulai disebut sebagai the next Bali, dan menjadi salah satu destinasi yang disinggahi wisatawan mancanegara.
Dalam rangka mengenal lebih lanjut kekuatan industri pariwisata di Gunung Kidul, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk melalui acara Media & Blogger Engagement mengajak 22 wartawan dan enam bloger untuk melihat langsung keindahan wisata daerah tersebut.
Pada kegiataan 29-30 September 2018 itu, peserta juga mengikuti sharing session dengan tema Mengupas tuntas potensi pengembangan turisme, di Gunung Kidul, serta peluang dan tantangan yang dihadapi bersama komisaris independen Bank BCA Cyrillus Harinowo.
Menurutnya, potensi wisata Gunung Kidul benar-benar luar biasa dan mengalami lonjakan. Misalnya, UNESCO sudah menetapkan ada 13 geopark sites di Gunung Kidul yang masuk jaringan geopark Gunung Sewu.
"Yang sangat populer saat ini adalah model Pantai Kuta, seperti Baron, Kukup Indrayanti, dan pantai-pantai lainnya. Yang masih perlu pengembangan adalah model Nusa Dua atau bahkan model Nihiwatu. Untuk itu, perlu disiapkan master plan. Mudah-mudahan one day Gunung Kidul menjadi paradise," tutur Harinowo, pekan lalu, di Hotel Radika Paradise, Kawasan Pantai Indrayanti.
Lebih lanjut, mantan salah satu direktur di Bank Indonesia itu mengatakan, saat ini Badan Otoritas Borobudur juga berniat memperluas cakupan pengembangannya sampai ke Gunung Kidul.
Harinowo yakin pemerintah akan berinvestasi juga ke Gunung Kidul seperti halnya proyek Mandalika di NTB. Dan itu akan terwujud jika bandar udara di Yogyakarta yang baru jadi.
"Pada 2011 baru 600 ribu wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kidul, tapi pada 2017 sudah hampir 3 jutaan. Saya yakin kawasan wisata di sepanjang 97 km garis pantai Gunung Kidul akan berkembang. Apalagi, kalau new Yogyakarta International Airport sudah jadi, perubahan radikal di Yogya pun akan terjadi," ujarnya.
Ia yakin pemerintah akan berinvestasi juga ke GK. Dan itu akan terwujud jika bandara udara di Yogyakarata yang baru sudah jadi karena bisa diterbangi pesawat-pesawat besar.
"Itu akan menjadi perubahan radikal di Yogya dengan perubahan bandaranya," pungkasnya. (M-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved