Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Waspada Aplikasi Pencuri Data Diri

Rizky Noor Alam
06/10/2018 03:00
Waspada Aplikasi Pencuri Data Diri
(SUMBER: KETUA ID-CERT BUDI RAHARDJO)

PARA pengguna ponsel pintar pastinya sudah terbiasa menggunakan beragam aplikasi. Sadarkah Anda jika setiap aplikasi yang digunakan terkadang meminta verifikasi mengakses data-data pribadi Anda? Ya! Biasanya sejumlah aplikasi meminta izin menggunakan kamera, mikrofon, maupun galeri Anda. Bukan tidak mungkin aplikasi-aplikasi tersebut mengirimkan data-data pribadi Anda kepada pihak lain secara diam-diam.

Berdasarkan artikel yang dikutip Media Indonesia dari Time, Selasa (2/10), dijelaskan jika Anda merasa diawasi sebuah aplikasi, hal tersebut bisa saja terjadi. Baru-baru ini mantan karyawan Facebook, Antonio Garcia Martinez, menuliskan fakta yang mengejutkan mengenai platform media sosial (medsos) karya Mark Zuckerberg ini. Antonio memaparkan medsos tidak mungkin terus mendengarkan setiap perkataan penggunanya (melalui mikrofon) karena membutuhkan ruang penyimpanan data yang besar. Namun, Antonio menjelaskan perekaman data pengguna dapat dilakukan dengan cara yang lain.

"Pengawasan audio yang konstan akan menghasilkan konsumsi data sekitar 33 kali lebih banyak data setiap hari dari Facebook. Facebook tidak perlu melakukan hal tersebut untuk menargetkan penggunanya melalui sinyal yang lemah. Ada banyak cara yang lebih baik untuk melakukannya," jelas Antonio.

Meskipun begitu, juru bicara Facebook yang enggan disebutkan namanya, menjelaskan perusahaannya tidak mendengarkan percakapan para penggunanya di kehidupan nyata untuk menjadi target iklan.

"Kami hanya mengakses mikrofon Anda jika Anda telah memberikan izin aplikasi kami dan jika Anda secara aktif menggunakan fitur tertentu yang membutuhkan audio. Kami tidak mengakses mikrofon saat aplikasi dibuka maupun saat aplikasi tidak digunakan," jelas juru bicara Facebook tersebut.

Bukan berarti Facebook maupun aplikasi yang terinstal tidak mendengarkan suara yang ada di sekitar penggunanya. Menurut laporan dari The New York Times (Desember 2017) mengklaim ratusan gim yang menggunakan perangkat lunak buatan perusahaan Alphonso memanfaatkan akses mikrofon pada ponsel pintar penggunanya. Perangkat lunak ini melakukan perincian apa yang sedang ditonton seseorang dengan cara mengidentifikasi sinyal audio di sebuah iklan TV, serta mampu mencocokkan informasi mengenai tempat yang dikunjungi seseorang maupun film yang ditonton. Informasi-informasi yang terekam itu dimanfaatkan untuk menganalisis iklan yang tepat bagi seseorang.

Belum ada pembeda

Menurut Ketua Indonesia Computer Emergency Response Team (ID-CERT) Budi Rahardjo kepada Media Indonesia, Rabu (3/10), menjelaskan pencurian data dari aplikasi secara rahasia secara teknis memang memungkinkan karena ada izin akses dari penggunanya.

"Jadi, biasanya banyak aplikasi yang menukarkan ongkos atau biaya dengan data pribadi kita, mereka memang proses bisnisnya seperti itu dengan mengambil data kita," jelas Budi.

Lebih lanjut, akademisi di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan saat ini belum ada cara membedakan aplikasi yang mencuri data atau tidak. Namun, pengguna diharapkan waspada jika data atau akses yang diminta menyimpang dari fitur maupun fungsi aplikasi.

"Misalnya, ada aplikasi pengendali lampu meminta data agar dapat akses mengenali suara, tapi kita tidak tahu apa maksud dari penggunaan suara itu, di situ yang kita tidak bisa tahu, mana yang benar atau tidak, kecuali kita sudah tahu reputasi perusahannya. Misalnya, aplikasi internet banking atau mobile banking dari perusahaan bank yang reputasinya baik, maka kita hanya dapat memercayakan (data-data diri) pada pihak banknya, selepas itu data-data kita mau digunakan oleh pihak bank, maka itu mungkin sebagai 'imbal balik'," lanjutnya.

Contoh lainnya, Budi membeberkan ada aplikasi peminjaman uang, jika si peminjam telah meminjam dana dari aplikasi tersebut lalu tidak mengembalikannya, aplikasi tersebut akan mengirimkan pesan ke seluruh kontak si peminjam, yang pesannya berisikan dana yang dipinjam belum dikembalikan.

"Menurut saya, meskipun sebelumnya sudah meminta izin akses data penggunanya di awal, tetapi hal itu seharusnya tidak diperkenankan karena melakukan spaming ke orang-orang dan mencemarkan nama baik juga," tambah Budi.

Meskipun begitu, kasus pencurian data oleh aplikasi dengan kasus pencurian data pengguna Facebook yang sempat mencuat beberapa waktu yang lalu memiliki perbedaan yang mendasar. Menurutnya, sebagai paltform medsos pengguna Facebook senang hati menggunggah data dirinya dan bukan Facebook yang mengambil data penggunanya. Sayangnya, pemanfaatannya tidak diketahui untuk apa.

"Jadi, Facebook tidak mengambil data kita, malah kita yang menyumbangkan data, justru penggunanya yang proaktif (memberi data). Cuma masalahnya jika kita menaruh data di Facebook pemanfaatannya seperti apa, apakah dimanfaatkan untuk pihak lain atau tidak," jelasnya.

Sampai saat ini, menurut Budi belum ada mekanisme membedakan mana aplikasi yang baik dan buruk karena ada jutaan aplikasi. Biasanya penilaian aplikasi dilakukan dengan rating yang diberikan pengguna sehingga menurutnya perlu dibuat sebuah lembaga independen yang memberikan sertifikasi kepada aplikasi sebelum dapat beredar dan dapat diunduh masyarakat.

"Jadi, perlu adanya inisiasi masyarakat membuat lembaga independen yang memberikan sertifikasi terhadap aplikasi-aplikasi yang beredar. Semacam MUI dengan sertifikasi halalnya. Jadi, yang sudah diuji dapat dikategorikan aplikasinya baik atau tidak," tutup Budi. (M-3)

BAHAN GRAFIS:

Tips Menghindari Aplikasi Pencuri Data

(Sumber: Ketua ID-CERT Budi Rahardjo)

1. Mencari alternatif aplikasi lain, jika aplikasi yang diunduh meminta data-data yang dianggap tidak wajar atau tidak sesuai dengan fungsi layanan yang diberikan.

2. Gunakan aplikasi yang dibuat perusahaan pengembang yang jelas reputasinya.

3. Jangan menyimpan data-data rahasia di dalam ponsel pintar karena rentan dicuri datanya, meskipun sudah ada fitur-fitur keamanan penunjang di dalamnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik