Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SALAH satu pengajar di Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran yang namanya dikenal banyak orang ialah Sahat Sahala Tua Saragih. Dia baru saja meluncurkan buku kumpulan artikel opini yang menjadi pilihannya berjudul Lilin Kecil Bersinar Abadi. Sebelumnya, dia menulis Komunikasi Kontekstual Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer bersama dengan Dr Atwar Bajari.
Dosen yang acap kali disebut abang itu memilih hanya 80 artikel dari ratusan yang telah terbit di media massa, antara lain di Media Indonesia, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Koran Sindo, Analisa, Republika, Kompas, serta Bandung Ekspres. Dari 80 artikel kemudian dipilah lagi berdasarkan tema, yakni pendidikan, bahasa, jurnalisme dan media, sosial, politik dan hukum, kesehatan dan keluarga, agama dan renungan, transportasi, olahraga, dan terakhir ialah perkotaan.
Sebagai pendidik, Sahala Tua Saragih sangat kritis. Melalui tulisannya berjudul Penelitian Bermuara di Mana? yang terbit di Media Indonesia pada 23 Juni 2011, dengan tajam dia mempertanyakan ke mana hasil-hasil penelitian yang menyerap triliunan rupiah di Indonesia? Tidak hanya uang negara, tetapi juga uang pribadi dan lembaga swasta. Apa yang dia kemukakan, selama bertahun-tahun tetap menjadi pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya dan tak kunjung menemukan jalan keluar.
Judul: S. Sahala Tua Saragih Lilin Kecil Bersinar Abadi (Kumpulan artikel pilihan)
Penerbit: Cenel Aura Media
Terbit: September 2018
Jumlah halaman: 360
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved