Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Berlayar di Atas Kapal Cheng Ho

Wandari
26/3/2015 00:00
Berlayar di Atas Kapal Cheng Ho
(MI/Wandari)
IKON utamanya ialah replika kapal Cheng Ho yang disandarkan di kawasan wisata Golden City, Bengkong, tak jauh dari pusat Kota Batam.

Nuansa warna merah dan hijau sudah terlihat dari bagian luar. Relief besar berbentuk naga diukir pada kedua sisinya. Gaya atap kapal itu dibuat persis atap bangunan khas Tiongkok, yang menjadikannya terlihat megah.

Ada pula relief merah dan emas yang menggambarkan naga atau kesatria Tiongkok pada dinding dan langit-langit. Kesannya, armada nan anggun.

Kapal yang dibuat pada 1991 di Tiongkok itu awalnya beroperasi di Singapura, sebelum akhirnya berlabuh di Batam sejak beberapa tahun lalu. Kapal ini sebenarnya mempunyai dua geladak, yang utama dipakai untuk makan siang dan yang kedua bisa dipakai untuk bersantai dan menikmati pemandangan perairan Batam.

Kami menjajal kapal ini pada peluncuran Creating Wonderful Kepri oleh Menteri Pariwisata Arif Yahya. ''Kami memang tengah gencar meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara terutama dari Tiongkok. Jalur Samudra Cheng Ho menjadi daya tarik tinggi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dari Tiongkok serta Pasar Asia lainnya. Semoga melalui ini, Tiongkok dan Indonesia mampu bekerja sama dengan baik,'' kata Arif Yahya.

Beli sekaligus 30 tiket
Membidik pelancong asing, termasuk dari Tiongkok, pelesir di atas kapal ini memang seru! Kami menikmati makan siang di sana. Wisatawan mesti memastikan jadwal pelayaran kapal ini karena hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Kapten Sartono, sang nakhoda, yang telah enam tahun membawa kapal Cheng Ho ini, juga wanti-wanti bahwa armadanya mengharuskan pembeli tiket membeli sekaligus 30 tiket.

''Sebenarnya rute berlayar kapal ini tidak jauh-jauh, hanya sebatas 2-5 km saja. Meskipun demikian, pengunjung masih dapat merasakan berlayar dan memanjakan mata dengan nikmati keindahan perairan Batam. Hanya sekali sehari karena harus melihat pasang surut air laut,'' ucap Sartono.

Perairan bersejarah
Cheng Ho, laksama Tiongkok dari wilayah Yunnan, melakukan pelayaran bersejarah terbesar dalam penjelajahan maritim. Ia melibatkan 400 armada kapal selama 1405-1433.

Pelayaran itu menghasilkan peta yang mengubah alur navigasi dunia, sekaligus membawa misi perdamaian, membuka kerja sama kebudayaan dan keberagaman. Cheng Ho sendiri dekat dengan kultur masyarakat Nusantara karena ia muslim.

Dari tujuh pelayaran terbesar itu, Batam adalah salah satu dari sembilan kota Nusantara yang sempat disambangi Cheng Ho selain Aceh, Palembang, Bangka Belitung, Jakarta, Semarang, Cirebon, dan Bali.

''Hingga saat ini Kepri merupakan jalur masuk bagi kapal-kapal Tiongkok yang ingin masuk Nusantara,'' kata Arif Yahya.

Memandang sosok patung-patung kecil berbentuk naga terpajang di pagar geladak atas, berdampingan dengan bendera Indonesia yang berkibar tertiup angin, menjadikan harmoni itu terwujud dengan jelita.(M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya