Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Silat yang Mempersatukan Nusantara

DESPIAN NURHIDAYAT
02/9/2018 04:20
Silat yang Mempersatukan Nusantara
(Ebet)

BEBERAPA kali Wewey Wita, pesilat putri Indonesia yang tampil di nomor tarung kelas B 50-55 kilogram, sukses menghujamkan pukulan dan tendangan pada lawannya, saat berlaga di Padepokan Silat TMII, Jakarta, pada Rabu (29/8). Di menit ketiga, Wewey berhasil memenangi laga sore itu lewat teknik guntingan hingga membuat lawannya, pesilat asal Vietnam, terjatuh. Sangat sulit melakukan teknik guntingan karena hanya orang terlatih yang bisa melakukannya.

Dalam silat, guntingan merupakan salah satu teknik menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Itulah yang terjadi pada lawan Wewey.

Silat merupakan salah satu seni bela diri tradisional dari Kepulauan Nusantara yang saat ini sedang membetot perhatian masyarakat, setelah berhasil meraih 14 dari 16 medali emas yang tersedia di Asian Games 2018 di Jakarta. Selain di ajang olahraga, pesilat Indonesia juga telah banyak dikenal dunia lewat sederet aktor laganya, seperti Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan Cecep Arif Rahman. Aktor-aktor itu menggunakan silat sebagai dasar dari kemampuan bertarung saat berakting di depan kamera.

Dalam sejarahnya, silat sudah dikenal di Indonesia bahkan jauh sebelum masa penjajahan. Di pulau Jawa, silat dikenal dengan istilah ‘pencak’. Sementara itu, di Sumatra, Semenanjung Malaya dan Kalimantan, silat juga dikenal dengan sebutan ‘silek’. Ada pengaruh budaya Tiongkok, agama Hindu, Buddha, dan Islam dalam pencak silat.

Setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan (pendekar) yang dibanggakan, misalnya, Prabu Siliwangi sebagai tokoh pencak silat Sunda Pajajaran, Hang Tuah panglima Malaka, Gajah Mada mahapatih Majapahit, dan si Pitung dari Betawi. Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Nenek moyang bangsa Indonesia menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang di sekitarnya, seperti gerakan kera, harimau, ular, atau burung elang.

Pelatih pelatnas silat, Roni Syaifullah, menjelaskan, istilah pencak silat digunakan setelah terbentuknya Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada 18 Mei 1948. Organisasi ini berdiri untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional di Nusantara. “Dulu yang membentuk IPSI itu ada 10 perguruan historis. Terus perwakilan dari daerah-daerah juga ada. Di antara 10 perguruan itu, ada Tapak Suci, Putra Betawi, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Perisai Diri, dan Merpati Putih,” ujarnya.

Pada Asian Games 2018, sambung Roni, perguruan silat yang terlibat ialah Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Setia Hati Terate, KPS Nusantara, Perisai Diri, Sawunggaling, Persinas Asad, Tajimalela, dan Bakti negara. “Delapan perguruan ini memiliki ciri khas tersendiri dan mereka semua disatukan oleh IPSI untuk membela Indonesia.”

Tapak Suci Putra Muhammadiyah, misalnya, merupakan silat yang lahir di Yogyakarta, DIY. Silat Tapak Suci lebih mengedepankan jurus dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk.

Selain itu, hal ini mengandung arti bahwa jurus Tapak Suci yang kosong akan sama halnya dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki iman dan akhlak.
Sementara itu, Setia Hati Terate yang berasal dari Madiun, Jawa Timur, lebih menekankan kombinasi antara ajaran spiritual (ilmu kebatinan) dan gerakan pencak silat. Lalu, Perisai Diri di Surabaya, Jawa Timur, dikenal memiliki unsur 156 aliran silat dari berbagai daerah di Indonesia.

Teknik kembangan
Ada empat unsur utama dalam pencak silat, yakni mental spiritual, kebatinan, seni budaya dan permainan, serta olahraga. Mental spiritual maksudnya untuk membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang.  Kemudian, para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semedi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.

Aspek seni budaya dan permainan ialah dua hal yang tak kalah penting dalam silat lewat peragaan seni tari yang diiringi musik dan busana tradisional, tanpa melupakan unsur bela diri. Sementara itu, aspek olahraga merujuk pada pentingnya dukungan fisik dalam pencak silat. Pesilat dituntut untuk mampu menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Pasalnya, silat membutuhkan konsentrasi tinggi.

“Ini biasanya paling penting karena kepercayaan dan ketekunan diri sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat,” sebut Roni. Ketika seorang pesilat bergerak saat bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.

Salah satu penilaian utama dalam seni pencak silat ialah keindahan gerakan yang diperlihatkan lewat teknik Kembangan. Gerakan tangan dan sikap tubuh dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh.
Kembangan biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget).

“Ciri khas dari bela diri pencak silat itu memang merupakan gerakan tarian dan gerakan tarian itu mengandung filosofi yang mengandung arti. Tarian itu sikap pasang, maksudnya setiap gerakan itu punya fungsinya, maksudnya, dan tujuan yang berbeda-beda,” pungkas Roni.

Silat tidak menghilangkan perbedaan, tapi menyatukan. Silat bahkan telah mempersatukan Nusantara dan kini menjadi identitas bangsa Indonesia di kancah dunia. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya