Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Menjaga Bicara di Laut

Muhammad Reza Cordova
27/1/2019 10:15
Menjaga Bicara di Laut
MI/BARY FATHAHILAH(MI/BARY FATHAHILAH)

BAGI periset, setiap penelitian lapangan tentu punya kesan tersendiri. Begitu pula dengan Reza. Ia mengaku setiap pengambilan sampel di lapangan mempunyai kesan masing-masing, mulai kehilangan alat penelitian sampai rindu kemacetan.

Reza berkisah, ada satu pengalaman riset yang tak akan ia lupakan. Kala itu, ia sedang mengambil sampel di laut yang berjarak 1 kilometer (km) dari bibir pantai dengan menumpang kapal nelayan. Tetiba, kapal yang ditumpanginya terbalik.

Beruntungnya, semua alat dan sampel tidak ada yang hilang. "Itu pengalaman pertama kapalnya terbalik. Itu pun gara-gara ombak kencang," ujar Reza.
Insiden itu tidak mengendurkan semangatnya. Ia beristirahat lalu sorenya kembali ke laut. Sebenarnya, Reza juga takut sebab yang dihadapi ialah laut. Harus menjaga kesopanan dan omongan.

"Di laut kita harus (jaga) berbicara. Itu kekuasaan kayak kita naik gunung. Kalau ngomongnya sembarangan, bisa kejadian benaran."

Pasalnya, beberapa saat sebelum insiden, ada salah satu koleganya yang bercanda meminta ditolong andai kapal terbalik.

Reza juga sempat mengambil sampel di kawasan paling luar, yakni Miangas. Wilayah paling utara itu dekat dengan perbatasan antara Indonesia dan Filipina.

Padahal, saat itu sedang santer isu pembajakan.

Reza juga mengaku tidak mendapat protes dari anggota keluarganya ketika ia penelitian dalam jangka waktu tertentu. Padahal, untuk melakukan penelitian tidak jarang ia tidak pulang selama 8 hari untuk penelitian pesisir. Durasi itu bisa bertambah ketika penelitian di laut lepas, bisa berbulan-bulan. "Bersyukurnya seluruh area Indonesia sudah bisa kontak-kontakan untuk telekomunikasi," kata dia.

Penelitian di lokasi yang jauh dari hiruk pikuk megapolitan juga ternyata membuatnya bisa kangen dengan kemacetan Jakarta. "Cuma sebulan sih, tiba-tiba saya kangen sama kemacetan Jakarta. Tapi, setelah sampai Jakarta, saya menyesal," kenangnya.(M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya