Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Wewangian Sambut Malam Lailatulkadar

Micom
06/6/2018 12:38
Wewangian Sambut Malam Lailatulkadar
(MI/NURUL HIDAYAH)

MEMASUKI 10 hari terakhir Ramadan, umat Islam diminta untuk memperbanyak ibadah. Bahkan, Rasulullah SAW pun selalu memperbanyak ibadah dan mengurangi tidur di 10 malam terakhir Ramadan.

"Karena itu, saji maleman ini pun dibuat," kata Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat kemarin, terkait dengan dibuatnya saji maleman menyambut 10 malam terakhir Ramadan dari Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat.

Saji maleman dibuat sejak pagi oleh ibu-ibu famili Keraton Kasepuhan yang berkumpul di Ruang Pungkuran Dalem Arum Keraton Kasepuhan. Pembuatan saji maleman dipimpin langsung permaisuri Raden Ayu Isye Natadiningrat.

Saji maleman terdiri dari ukup, lilin, kapas, dan minyak kelapa. Ukup ialah wewangian yang terbuat dari campuran berbagai jenis kayu dan aneka akar wangi yang dicacah atau dicincang, kemudian disangrai menggunakan gula merah.

Ukup tersebut kemudian dimasukkan ke sejumlah guci kecil yang nantinya akan dibakar. "Ukup ini berfungsi sebagai wewangian ruangan," kata Arief.

Selain itu, ada pula minyak kelapa dan kapas yang disebut dengan delepak, dan lilin. Fungsinya sebagai lampu penerang untuk orang-orang yang melakukan iktikaf selama 10 malam terakhir Ramadan.

Menurut Arief, semua bahan-bahan tersebut dibuat keluarga Keraton Kasepuhan. Selanjutnya, saji maleman dikirimkan ke Astana Gunung Jati, yakni kompleks permakaman Sunan Gunung Jati dan keluarganya.

Seluruh saji maleman dibawa ke astana Gunung jati dengan berjalan kaki dari Keraton Kasepuhan.

Ia menjelaskan, saji maleman dahulu dibuat dalam menyambut malam Lailatulkadar di 10 malam terakhir Ramadan karena ketika itu belum ada pewangi ruangan dan lampu listrik sebagai penerang seperti sekarang.

"Karena itu, saji maleman ini pun dibuat," ungkap Arief. Meski kini telah tersedia pewangi ruangan siap pakai dan lampu listrik, pembuatan saji maleman tetap dilestarikan.

Saji maleman digunakan pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan. Pada saat itu, ujarnya, ribuan malaikat turun ke bumi membawa keberkahan dan kemuliaan.

Arief berharap seluruh umat muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa menggiatkan ibadah di hari-hari terakhir Ramadan. "Semoga kita semua bisa mendapatkan malam Lailatulkadar tersebut," ucapnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya