Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
SALAH satu menu berbuka puasa yang banyak dinantikan penduduk Jawa Barat ialah es goyobod. Biasanya mereka memadukan es goyobod dengan kenikmatan dan kehangatan mi kocok berkuah panas dari kaldu kaki dan sumsum sapi.
Es goyobod dan mi kocok bisa dijumpai di beberapa mal, antara lain di Jatinegara City. Bisa juga dijumpai di berbagai bazar, seperti di Kelapa Gading, Mal Bassura, Summarecon Bekasi, Epicentrum, Plaza Indonesia, dan Mal Puri Indah.
Salah satu penjual es goyobod ialah Bambang Sulistyo, 58. Sudah lebih dari 10 tahun ia merintis bisnis kuliner dengan mengeksplorasi kuliner khas Jawa Barat. Bisnis ini dimulai sejak ia memutuskan undur diri dari pekerjaannya. “Saya ingin punya usaha sendiri. Jadi, saya bersama adik, Titin Ridhono, memulai bisnis ini lebih dari 10 tahun lalu. Kami memilih kuliner Sunda karena kami berasal dari sana,” ujar pria asal Tasikmalaya ini.
Bisnis kuliner, menurut Bambang, dipilih lantaran ia dan keluarganya amat menyukai makan. Karena itu, ia ingin mengeksplorasi makanan-makanan khas dari daerah, terutama Sunda.
Es goyobod, diceritakan Bambang, berasal dari istilah Belanda, artinya basah. Goyobod terbuat dari tepung Hunkwe dengan pewarna daun suji. Bahan pelengkapnya potongan roti, tapai singkong, tapai ketan, kolang-kaling, kelapa muda, pacar china, sirop, santan, dan irisan buah nangka, lalu diberi larutan gula merah.
“Mirip es campur, tapi khasnya goyobod karena ada Hunkwe-nya itu karena saat diminum terasa basah di tenggorokan dan terasa segar. Di daerah Sunda seperti di Bandung, es ini sangat populer,” kisah Bambang.
Satu porsi es goyobod ia jual seharga Rp25 ribu.
Es goyobod dan mi kocok, diakui Bambang, merupakan makanan tradisional yang peminatnya sudah sangat langka. Ia pernah mencoba memopulerkan mi kocok asli dan es goyobod di kalangan mahasiswa melalui bazar di kampus-kampus, tetapi hasilnya kurang memuaskan, kecuali jika ada topping bakso pada mi kocok. “Peminat es goyobod dan mi kocok ini kebanyakan orang dewasa,” tutur Bambang. (Tos/H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved