Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
SEBUAH objek misterius yang mengorbit Bima Sakti membuat para astronom kebingungan. Apakah ia sebuah galaksi katai yang dipenuhi materi gelap, atau justru gugus bintang padat yang diikat kawanan lubang hitam tersembunyi?
Objek tersebut bernama Ursa Major III/Unions 1 (UMa3/U1), satelit paling redup yang pernah ditemukan di galaksi kita. Ia berada pada jarak lebih dari 30.000 tahun cahaya dari Bumi dan hanya memiliki sekitar 60 bintang yang tampak.
Selama ini, Ursa Major III diduga sebagai galaksi katai gelap. Galaksi kecil dengan rasio massa terhadap cahaya yang tinggi, menandakan keberadaan materi gelap. Namun, penelitian terbaru dari Universitas Bonn, Jerman, menunjukkan kemungkinan lain: objek ini bisa jadi merupakan gugus bintang kompak yang gravitasinya dipertahankan oleh inti berisi lubang hitam dan bintang neutron.
“Gugus bintang gelap terbentuk ketika interaksi gravitasi dengan Bima Sakti selama miliaran tahun melucuti bintang-bintang luarnya,” jelas Hosein Haghi, salah satu penulis studi dari Universitas Bonn.
Akibat interaksi gravitasi berulang tersebut, yang tersisa dari Ursa Major III hanyalah inti padat tak terlihat. Karena inti ini tidak memancarkan cahaya, para astronom sempat mengira ia dipenuhi materi gelap.
Dengan menggabungkan data observasi tentang pergerakan orbit dan komposisi kimia Ursa Major III serta simulasi komputer, tim peneliti mampu merekonstruksi sejarah objek ini. Hasil simulasi menunjukkan kawanan lubang hitam di inti Ursa Major III cukup kuat untuk menjaga bintang-bintang yang tersisa tetap terikat secara gravitasi.
“Penelitian kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa objek semacam ini kemungkinan besar hanyalah gugus bintang biasa,” ujar Pavel Kroupa, rekan penulis studi tersebut. “Temuan ini menyelesaikan salah satu misteri besar dalam astrofisika.”
Apakah ia galaksi katai atau gugus bintang, Ursa Major III tetap menjadi petunjuk penting untuk memahami bagaimana Bima Sakti terbentuk dan berkembang. (Space/Z-2)
Astronom mengamati bintang raksasa merah DFK 52 di galaksi Bima Sakti yang melepaskan awan gas dan debu terbesar yang pernah ditemukan.
Penemuan awan hidrogen dingin dalam Gelembung Fermi mengungkap aktivitas lubang hitam supermasif Bima Sakti yang lebih baru dan dinamis.
JWST menangkap citra dua bintang sekarat yang dikelilingi pusaran debu kosmik membentuk pola spiral indah.
Para astronom menemukan Midpoint Cloud, awan molekul raksasa sepanjang 200 tahun cahaya di Bima Sakti.
Studi terbaru Universitas Durham mengungkap kemungkinan 80–100 galaksi satelit tersembunyi di sekitar Bima Sakti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved