Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
MOTOROLA kembali menggebrak dengan Moto E3 Power.
Setelah awal tahun ini mereka meluncurkan Moto G Force, sayangnya produk-produk Motorola seolah-olah menghilang dari dunia gadget Tanah Air.
Tepatnya Kamis (20/10), Motorola meluncurkan secara resmi di Moto E3 Power di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Ponsel pintar 4G itu didesain untuk memenuhi kebutuhan pengguna dengan kehidupan yang tidak pernah berhenti.
Pengguna bisa menonton video dan menelepon sepuasnya dengan baterai 3.500 mAh, prosesor quad-core untuk performa yang mulus, dan sistem operasi Android 6.0 Marshmallow.
Ponsel dengan layar HD 5 inci itu dilengkapi kamera 8 MP dan 5 MP pada kamera depan serta di desain tahan percikan air.
Di bawah bendera baru pascaakuisisi Lenovo, Motorola berhasil memenuhi peraturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).
TKDN merupakan peraturan yang mengharuskan produk ponsel dan perangkat jaringan berteknologi generasi keempat (4G) memiliki kandungan lokal dalam negeri minimal 30% dan 40%.
Regulasi itu direncanakan diberlakukan pada Januari 2017.
Lenovo dalam mewujudkan 30% TKDN dalam produk mereka menerapkan pada hardware sebesar 70%, research and development 20%, serta software 10%.
Dari jumlah tersebut, dapat dipastikan saat ini Lenovo lebih memfokuskan hardware untuk setiap komponen dalam negeri.
Diharapkan, kelak, software bisa diproduksi tenaga ahli dari Indonesia.
Akuisisi
Lenovo pada 2014 mengukir sejarah sebagai salah satu vendor ponsel pintar terbesar di dunia dengan mengakuisisi Motorola Mobility dari Google.
Dengan mengakuisisi Motorola, Lenovo berharap bisa mendapatkan keuntungan yang besar karena saat ini produk Motorola di negara-negara seperti Amerika Utara masih memiliki daya saing tinggi ketimbang produk Lenovo.
Di bawah bendera perusahaan baru, Motorola menggebrak dengan memproduksi produk ponsel pintar Motorola di Serang, Banten, dan bekerja sama dengan mitra pabrikan lokal PT Tridharma Kencana (TDK) yang sudah berkolaborasi dengan Lenovo untuk memproduksi ponsel pintar merek Lenovo sejak akhir 2015.
Fasilitas pabrikasi Motorola yang ada memiliki dua lini produksi untuk ponsel mid-end dan high-end dengan kapasitas produksi 90 ribu unit per bulan, tidak termasuk kapasitas produksi Motorola low-end yang memiliki lini pabrikasi tersendiri.
Moto E3 Power merupakan produk pertama yang diproduksi pabrik Serang dan akan tersedia di pasar Indonesia pada Oktober 2016.
"Banyak orang di lingkungan industri informasi dan komunikasi yakin memproduksi produk premium di luar pusat produksi massal seperti Tiongkok akan menjadi tantangan sendiri karena membutuhkan mesin yang lebih presisi dan kontrol kualitas serta pengujian yang lebih ketat," tutur Adrie R Suhadi, Country Lead of Mobile Business Group of Lenovo Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, "Pada awalnya mereka mengajukan launching itu pada tahun depan. Tapi mereka majukan ke Oktober karena ingin mengikuti regulasi yang akan diterapkan pemerintah pada 2017. TKDN ini merupakan keputusan bersama dari beberapa kementerian, yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika." (*/M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved