Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RAKSASA e-commerce Tiongkok, Alibaba, mengumumkan kepergian tak terduga mantan CEO, Daniel Zhang, yang seharusnya mulai memimpin anak perusahaan, Senin.
Alibaba yang berbasis di Hangzhou adalah salah satu perusahaan teknologi paling terkemuka di Tiongkok, dengan operasi bisnis yang mencakup komputasi awan, e-commerce, logistik, media, dan hiburan, serta kecerdasan buatan.
Setelah beberapa tahun ketegangan di sektor teknologi Tiongkok, Alibaba pada Maret mengumumkan restrukturisasi terbesar dalam sejarahnya, membagi dirinya menjadi enam entitas, dengan tujuan untuk mencatatkan mereka di bursa saham secara terpisah.
Baca juga: Alibaba Cloud Integrasikan Model Bahasa Skala Besar ke Asisten AI Tingwu
CEO Daniel Zhang seharusnya memimpin cabang komputasi awan baru perusahaan tersebut, yang sekarang menjadi entitas terpisah. Tetapi dua bulan setelah mengumumkan penunjukannya, Alibaba mengatakan mantan bosnya itu tidak lagi bekerja di perusahaan tersebut.
"Dewan Perusahaan kami mengucapkan penghargaan terdalam kepada Bapak Zhang atas kontribusinya kepada Grup Alibaba selama 16 tahun terakhir," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Saham Hong Kong, tempat sahamnya terdaftar, pada Minggu malam.
Baca juga: Laris dan Jadi Agen Perubahan Sosial, Toko Online Ini Diganjar Penghargaan Tiktok
Perusahaan tersebut tidak memberikan alasan atas kepergiannya. Rencana untuk memisahkan perusahaan komputasi awan akan tetap berlanjut, kata Alibaba, di bawah tim manajemen terpisah yang akan diangkat.
Perusahaan tersebut mengumumkan Zhang akan digantikan oleh Joseph Tsai sebagai ketua dan Eddie Wu sebagai CEO. Eksekutif ini memainkan peran penting dalam kesuksesan perusahaan dalam dekade terakhir, memimpin festival belanja Hari Jomblo yang sekarang sangat populer sejak edisi pertamanya pada tahun 2009.
Saham perusahaan tersebut turun hampir 3,5% pada hari Senin - hari kerja pertama restrukturisasi menjadi enam cabang yang berbeda.
Pada 2020, Alibaba menjadi raksasa teknologi pertama di negara tersebut yang merasakan dampak dari peningkatan pengawasan, ketika pihak berwenang membatalkan apa yang akan menjadi salah satu penawaran umum terbesar dalam sejarah - bernilai US$34 miliar - untuk mantan anak perusahaannya, Ant Group. Ant Group adalah pemilik Alipay, aplikasi pembayaran seluler yang banyak digunakan di Tiongkok.
Satu bulan setelah pejabat menghentikan IPO-nya, Alibaba diselidiki karena dugaan praktik anti persaingan, lalu dikenai denda sebesar US$2,8 miliar. Pada Juli, pihak berwenang memberikan denda hampir US$1 miliar kepada Ant Group karena melanggar peraturan perbankan. (AFP/Z-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved