Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Perlahan-lahan Meyakinkan Khalayak Mengenai AI

Mesakh Ananta Dachi
14/5/2023 13:15
Perlahan-lahan Meyakinkan Khalayak Mengenai AI
Diskusi mengenai AI di Monash University(Mi/Mesakh Ananta Dachi)

ARTIFICIAL Inteligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi semakin populer dan digunakan jauh lebih banyak. Namun, banyak orang yang belum menaruh kepercayaan dan memilikikemampuan dalam mengoperasikannya. 

Padahal, AI memiliki banyak keuntungan. AI dapat membantu pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebijakan yang perlu diambil dalam suatu lingkup wilayah dengan memberikan analisis dan prediksi dari suatu olahan data besar. 

Misalnya, penggunaan AI dalam menentukan jumlah pohon yang ada di Jakarta. Jumlah pohon dan kepadatannya yang timpang dengan jumlah penduduk yang sangat banyak, membuat kualitas udara menjadi terganggu. Maka, dibutuhkan kebijakan untuk mengatasi ini. 

Baca juga : Indosat Berdayakan Era Baru AI Generatif Indonesia dengan Komputasi GPU Mutakhir NVIDIA

Perlu diketahui, AI tidak berperan secara langsung, namun, memberikan analisa dan proyeksi, agar pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan. 

“AI itu digunakan untuk analisa dan prediktif tool. Memungkinkan membuat AI, menggunakan big data dan kita impor dan kita bisa kalkulasikan data untuk menghasilkan output mengenai hal yang berhubungan dengan masalah lingkungan,” ungkap analis konsultan World Resource Institute Indonesia Zayyanul Afwani, di Monash University, dikutip Minggu (14/5)

Lebih lanjut, kepercayaan dalam penggunaan AI, harus ditingkatkan, terutama dalam kalangan pemerintah sebagai pemangku kepentingan. 

Baca juga : Dilengkapi Fitur AI, Aplikasi Wondershare Filmora Mudahkan Editing Video Tik Tok

“Ada masalah penggunaan AI. Itu pertama budaya, kita harus lebih terbuka dan adaptif. Ini harus punya mindset ini, dan ini tidak mudah untuk menaruh mindset ini di tengah pemerintah,” ungkap Kepala riset dan data analisis Jakarta Smart City Juang Kanggrawan.

Selain dari kepercayaan, sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan dan menciptakan suatu ekosistem AI juga dibutuhkan agar penggunaan AI yang lebih maksimal dapat diperoleh. 

“Kedua talent, kalau kita bicara, ini susah untuk meng hire talent yang bergerak dalam bidang ini. Di Eropa dan US, orang 50 sampai 60 an masih belajar. Disini, masih susah untuk memberi tantangan ini, kan,” lanjut Juan.

“Dalam pemerintahan, kamu harus meyakinkan mereka untuk menggunakannya. Bagaimana kita mencoba untuk meyakinkan mereka dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan dari masyarakat. Dan dari hal itu, kamu bisa meyakinkan mereka,” sambungnya. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya