Pentingnya Audit dan Evaluasi Teknologi Untuk Dukung Industri Rendah Karbon

Mediaindonesia.com
14/12/2022 18:23
Pentingnya Audit dan Evaluasi Teknologi Untuk Dukung Industri Rendah Karbon
Ketua Umum Ikatan Audit Teknologi Indoneisa (IATI), Hammam Riza saat memberi sambutan pembukaan diskusi nasional audit teknologi(Dok Ist)

KETUA Umum Ikatan Audit Teknologi Indoneisa (IATI), Hammam Riza mengatakan dalam rangka memenuhi kesapakatan global dalam Paris Agreement 2015 Pemerintah Indonesia telah menyatakan  berupaya mencapai target Net Zero Emission (NZE) selambatnya tahun 2060 atau lebih cepat.

Salah satu langkah menuju pencapaian sasaran tersebut Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% dengan kemampuan sendiri, dan mencapai 41% pada tahun 2030 dengan bantuan dukungan  internasional.

"Upaya untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, adalah melaksanakan transisi energi dari ketergantungan pada energi fosil menuju pemanfaatan energi bersih berkelanjutan," kata Hammam Riza saat memberikan sambutan pembukaan diskusi nasional tentang peran audit teknologi dan evaluasi energi di Jakarta, Rabu (14/12).

Acara diskusi nasional ini kerja sama antara AITI dengan Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) dan Institut Evaluasi Energi Indonesia (IEEI).

Hammam menambahkan dalam merespons terhadap upaya global tersebut, pemerintah Indonesia telah atau sedang melakukan berbagai langkah strategis melalui penyesuaian atau pembuatan kebijakan baru yang mendukung pencapaian sasaran tersebut di tataran nasional. Salah satunya adalah mendorong industri hijau.

"Pada saatnya nanti, persaingan untuk menarik investasi asing masuk ke Indonesia akan terkendala dengan ketersediaan pembangkit listrik bersih yang ada di Indonesia. Banyak industri yang mempersyaratkan ketersediaan pembangkit yang ramah lingkungan ini dalam proses produksinya, karena komitmen mereka terhadap dunia untuk memenuhi pengurangan emisi karbon di udara," tegas Hammam.

Bahkan hal ini sudah menjadi syarat mutlak bagi produksi yang akan masuk ke Erop. Sebab negara- negara maju mulai mewajibkan setiap produksi memiliki sertifikat bebas karbon atau Carbon Foot Print dalam setiap produksi yang dipasarakan di negara mereka.

baca juga: Riset : Efisiensi Energi Jadi Solusi Cerdas Pangkas Biaya dan Kurangi Emisi Bagi Industri

Menurutnya IATI bersama MASKEEI dan IEEI melihat pentingnya melakukan pengembangan kapasitas khususnya untuk kapasitas SDM yang mampu melakukan evaluasi teknolohi dan audit teknologi, pada upaya- upaya pemenuhan standar pencapaian pengurangan emisi karbon maupun carbon foot print di sektor industri.

"Untuk itu peran audit dan evaluasi teknologi diperlukan agar mencegah adanya penerapan teknologi yang tidak tepat guna dan memanfaatkan energi secara tidak efisien. Evaluasi tekknologi secara "ex-ante" juga dapat mencegah pemilihan teknologi yang salah sehingga dapat dihindari kerugian dalam proses produksi di industri," terang Hammam.

Ia berharap dapat bekerja sama dengan kementerian terkait untuk dapat mewujudkan target pemerintah dalam melakukan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. (N-1)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya