Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MISTERI leher panjang jerapah akhirnya terungkap.
Perubahan evolusioner pada spesies hewan tertinggi itu, menurut penelitan terbaru, terletak pada susunan genetik yang berfungsi sebagai regulator pertumbuhan tubuh.
Kesimpulan itu didapat setelah tim peneliti gabungan asal Amerika Serikat, Afrika, dan Inggris membandingkan kode gen jerapah dan okapi.
Okapi dikenal sebagai 'sepupu' terdekat jerapah dalam asal usul evolusi.
Genom kedua hewan itu lalu dibandingkan dengan gen 40 mamalia lain, termasuk sapi, kambing, unta, dan manusia.
"Rangkaian gen okapi sangat mirip dengan yang dimiliki jerapah karena keduanya berasal dari nenek moyang yang sama belasan juta tahun lalu," kata Douglas Cavener, peneliti di Pennsylvania State University, AS.
Meski punya kedekatan dengan jerapah, secara genetik, okapi lebih mirip zebra dan tidak memiliki ketinggian dan kemampuan kardiovaskular seistimewa jerapah.
Peneliti lantas mengidentifikasi perbedaan keduanya.
Struktur unik jerapah berasal dari sebagian kecil gen yang mampu menentukan pertumbuhan.
Peneliti menemukan 70 gen yang menunjukkan tanda adaptasi.
Lebih dari setengah total gen itu di antaranya ialah gen pengganti asam amino bernama FGFRL1 yang bertugas mengubah zat protein.
Fungsinya ialah mengatur pertumbuhan tulang, kardiovaskular, dan sistem saraf.
Menurut peneliti, susunan gen itulah yang menjadi faktor penting pendorong pertumbuhan leher serta kaki jerapah hingga berukuran panjang.
"Dalam mencapai ukuran yang luar biasa itu, tulang-tulang kaki dan punggung jerapah berkembang sangat pesat. Satu gen berfungsi menggenjot pertumbuhan tulang dan satu gen lagi menstimulasi pertumbuhan fisiologis."
Di samping itu, peneliti juga mengidentifikasi empat gen homeoboks yang berperan mengatur gen lain dalam membantu pertumbuhan struktur tubuh jerapah.
Diyakini, kombinasi perubahan dari gen homeoboks dan FGFRL1 menghasilkan ramuan dalam perkembangan evolusi leher dan kaki jerapah.
Analisis genetik itu melengkapi studi fosil spesies Samotherium yang dapat diungkap tahun lalu.
Seperti diketahui, Samotherium merupakan 'jejak transisi' evolusi mamalia berkaki empat berleher panjang hingga menjadi jerapah.
Spesies itu hidup 7 juta tahun lalu di kawasan Eurasia.
Penemuan fosil Samotherium sebenarnya terjadi pada 1888, tapi perannya baru disadari akhir-akhir ini dalam evolusi jerapah. (Penn State News/Science Daily/AFP/Dhk/L-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved