Headline

Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.

Konten di Medsos Sering Dibajak  Ini Solusi Teknologi dari Hyppe

Ghani Nurcahyadi
10/8/2020 17:05
Konten di Medsos Sering Dibajak  Ini Solusi Teknologi dari Hyppe
Ilustrasi media sosial(Ilustrasi)

MEDIA sosial kini telah menjadi salah satu aspek penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Perkembangan media sosial yang awalnya hanya sebagai tempat bersosialisasi, kini menjadi sebuah ekosistem baru, yang mengubah cara orang dalam bertransaksi, bersosialisasi, bertemu dan sebagainya. 

Menjadi kreator konten di medsos pun dapat menjadi bisnis yang menjanjikan. Kreator konten merupakan sebuah profesi untuk membuat suatu konten, berupa tulisan, gambar, video, suara, ataupun gabungan dari dua atau lebih materi. Kemudian biasanya masuk ke dalam tim kreatif atau tim media sosial karena konten-konten tersebut dibuat untuk media digital, seperti Youtube, Instagram, Tiktok, dan lainnya.

Namun, masih terdapat masalah yang seringkali dialami para kreator konten, salah satunya mengenai pembajakan konten yang dilakukan oleh pihak lain. Solusi keamanan data coba dihadirkan  oleh Hyppe, aplikasi media sosial yang fokus pada teknologi proteksi konten, dengan mengusung teknologi Fingerprint Combat sebagai basis teknologinya, untuk menjaga konten dari pembajakan. 

Chief Strategy Officer Hyppe Teknologi Indonesia  Magin M menjelaskan, Fingerprint Combat, dapat membantu dalam memberikan proteksi kepada setiap konten jika terjadi indikasi pembajakan konten. 

“Kami menerapkan Blockchain dan Fingerprint Combat sebagai basis teknologi di aplikasi Hyppe agar para content creator dapat menjaga hak kepemilikan konten mereka sekaligus dapat melakukan transaksi jual beli konten kepada sesama pengguna aplikasi Hyppe” tutur Magin dalam keterangan tertulisnya. 

Selain Fingerprint Combat, aplikasi Hyppe juga menyertakan Blockchain ke dalam basis teknologinya. Blockchain sendiri berfungsi untuk mencatat data berdasarkan jaringan peer to peer yang terdesentralisasi, efisien dan aman karena dilindungi oleh penerapan algoritma kriptografi yang kuat. 

Magin mengungkapkan, Indonesia memang seharusnya berada di garis depan teknologi Blockchain. Bahkan, Indonesia adalah negara pertama di kawasan ini yang secara aktif memanfaatkan teknologi Blockchain ini.

Baca juga : Indonesia Blockchain Week Digelar Lagi, DeFI Jadi Bahasan Utama

Dengan adanya BaaS atau yang lebih dikenal dengan Blockchain as a Service, maka tingkat security layer pada sebuah teknologi aplikasi bisa ditingkatkan hingga tahap mustahil untuk dibobol, setidaknya hingga saat ini. Blockchain juga memberikan transparansi yang lebih baik, karena sifatnya yang immutable atau tidak bisa diubah dan aman.

"Dengan teknologi Blockchain dan Fingerprint Combat yang diusung, Hyppe akan menjaga kepemilikan hak cipta untuk semua konten yang diunggah ke dalam aplikasi, dan mereka pun dapat memonetisasi atau menguangkan konten mereka," tegas Magin. 

Hal tersebut, lanjut Magin, akan sangat membantu para kreator konten dalam mengembangkan sekaligus menjaga konten yang mereka ciptakan. 

"Melihat segala keunggulan dan keamanan yang ditawarkan oleh Blockchain dan Fingerprint Combat, tentu teknologi ini akan semakin diminati, seiring dengan perkembangan teknologi digital Tanah Air," ujarnya. 

Kedepannya, Hyppe Teknologi Indonesia juga akan terus mengembangkan berbagai platform digital lainnya dalam menyongsong era akses internet 5G yang saat ini ekosistemnya sedang dipersiapkan secara menyeluruh oleh pemerintah. 

“Saat ini masih kami develop, jadi tunggu aja ya. Kita upayakan aplikasi Hyppe ini dapat siap diluncurkan tahun ini.” ungkap Sammy Goh, Chief Operating Officer PT Hyppe Teknologi Indonesi. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya