Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Robot-Robot di Tengah Pandemi

Fetry Wuryasti
09/5/2020 04:20
Robot-Robot di Tengah Pandemi
Robot AUMR bertugas untuk melakukan desinfeksi dan sterilisasi ruang isolasi pasien positif covid-19.(TELKOMUNIVERSITY.AC.ID)

Teknologi yang mengejawantah dalam bentuk robot cerdas kini bermunculan sebagai salah satu ‘amunisi’ dalam perang melawan pandemi.

Robot-robot tersebut punya beragam fungsi. Dari robot medis yang membantu kegiatan di rumah sakit sampai robot yang lalu-lalang di jalan untuk mengantar barang.

Di Indonesia sudah ‘lahir’ auto­no­mous UVC mobile robot (AUMR) pertama. Robot tersebut diciptakan tim dari Telkom University dan Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI. Robot AUMR kelak bertugas untuk melakukan desinfeksi dan sterilisasi ruang isolasi pasien positif covid-19 untuk meniadakan campur tangan manusia secara langsung. Hal itu diharapkan dapat meminimalisasi penularan virus SARS-CoV-2 yang dapat menyebar begitu cepat.

Dikutip dari situs Telkom University, Rektor Telkom University Profesor Adiwijaya mengatakan sebelumnya alat serupa digunakan di beberapa negara, termasuk Denmark. Robot AUMR bekerja ketika organisme biologi terpapar sinar UVC dalam kisaran 200 nm dan 280 nm. Sinar tersebut akan diserap oleh DNA, RNA, dan protein. Penyerapan itu akan menyebakan pecahnya dinding sel protein dan tentunya kematian organisme tersebut. Penyerapan sinar UVC oleh DNA dam RNA (khususnya basa timin) diketahui menyebabkan inaktivasi DNA atau RNA. Tentunya sel tidak dapat mereplikasi.

Menurut salah satu anggota tim pembuat AUMR, Irwan Purnama dari Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI, lembaganya berpe­ran dalam desain sistem sinar UVC, studi efesiensi UVC untuk proses sterilisasi virus/bakteri, dan juga pengujian preliminary sistem UVC untuk menonaktifkan mikroba. Adapun Telkom University menyiapkan mobile robot yang sebelumnya sudah didesain dan digunakan untuk keperluan industri.

Robot ini dapat beroperasi hingga kurun waktu 5 jam, sementara sistem kerja UVC-nya bisa berlangsung sekitar 4 jam. Setelah itu harus disi daya kembali (charge).

“Robot waktunya lebih lama karena andai sistem UVC habis daya, robot masih punya daya untuk berjalan kembali ke stasiun pengisian daya. AUMR ini sudah diujicobakan di Wisma Atlet, RSHS Bandung, juga RS Pindad. Selanjutnya dalam minggu ini atau minggu depan akan dioperasikan secara penuh di Wisma Atlet,” ujar Irwan saat dihubungi, Kamis (7/5).

Ia menambahkan, tim sudah menyiapkan sekitar 3-5 platform mobile robot-nya. Kemampuan produksi mereka sebanyak 5 unit AUMR dalam 1-2 minggu. “Kemarin waktu pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Ka­mil, beliau menginginkan supaya AUMR bisa digunakan di beberapa RS rujukan di Jawa Barar. Itu sedang ditindaklanjuti oleh Telkom University,” imbuhnya.

Soal kontrol, jelas Irwan, dapat dilakukan dengan beberapa mode, yaitu remote control, autonomous control mode dengan melakukan line tracking atau laser range navigation. Robot itu juga sudah dilengkapi sensor ultrasonik untuk menghindari benturan dengan benda-benda di sekitarnya.

Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Universitas Airlangga (Unair) juga telah menciptakan robot layanan medis yang dinamai Raisa, alias Robot Medical Assistant ITS-Unair. Raisa membantu memfasilitasi interaksi tenaga medis dengan pasien covid-19 di ruang isolasi.

Pada robot dengan nama mirip salah satu biduan papan atas Tanah Air itu tersemat layar yang terhubung dengan perawat di luar ruangan isolasi. Dengan begitu, pasien dapat tetap berkomunikasi dengan perawat. Raisa juga dilengkapi nampan obat.

Dua institusi pendidikan itu juga mengembangkan robot ventilator. Mereka melibatkan rumah sakit Dr Soetomo sebagai mitra peneliti dan calon pengguna inovasi ini.

Ventilator menggunakan desain dasar dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) AS. Akan tetapi, dikembangkan dengan mengandalkan ketersediaan komponen yang ada di pasar.

Sementara itu, Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ), Jakarta, yang beroperasi April silam, juga mengerahkan dua robot, masing-masing bernama Amy dan Temi. Robot Amy bertugas untuk membawa makanan, obat, dan segala kelengkapan lain bagi pasien. Adapun robot Temi akan digunakan untuk melakukan kontrol, juga sebagai perantara komunikasi antara pasien dan perawat atau tim medis. (M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik