Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Kunjungi Posko Hujan Buatan, Kepala BPPT Pantau Karhutla Riau

Mediaindonesia.com
17/8/2019 08:00
Kunjungi Posko Hujan Buatan, Kepala BPPT Pantau Karhutla Riau
Kepala BPPT Hammam Riza memantau langsung Posko Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau.(Istimewa/BPPT)

KEPALA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, memantau langsung Posko Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca untuk kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau di Lanud Rusmin Noerjadin Pekanbaru, Riau, Kamis (15/8).

Kepala BPPT mengatakan pihaknya terus berfokus melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Provinsi Riau yang digawangi Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT, guna memadamkan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan.

Hammam juga menuturkan bahwa Presiden RI Joko Widodo telah memberikan pengarahan kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Karhutla Tahun 2019 di Istana Negara, pekan lalu.

Presiden Jokowi meminta agar hotspot yang tersebar di banyak daerah, mulai dari wilayah Riau hingga beberapa provinsi yang rawan karhutla lain di Sumatera dan Kalimantan itu segera dipadamkan.

"Tim BBTMC BPPT sudah melakukan operasi di Riau ini selama lebih dari 120 hari. Hasilnya saya lihat tren nya positif ya. Titik api terus berkurang. Data terakhir di Posko menunjukkan titik api saat ini berhasil dikurangi," ungkap Hamman di Posko Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BPPT, Pekanbaru, Riau, Kamis (15/08/2019).

lebih lanjut Hammam menuturkan bahwa selama pelaksanaan Operasi TMC atau hujan buatan tersebut, pihaknya telah melakukan sebanyak 103 tiga kali penerbangan.

"Kami telah melakukan setatus tiga sorti penerbangan yang menjangkau seluruh wilayah Provinsi Riau," kata Hamman.

Dengan hasil hujan buatan, hasilnya tekah dapat dilihat dan jumlah titik api terus berkurang.

Hammam lalu menuturkan bahwa berkurangnya titik api ini juga merupakan hasil sinergi yang positif antar pemangku kepentingan.

"Kami disinipun terus berkoordinasi dengan pihak BNPB, BMKG, TNI serta pemangku kepentingan lainnya yang terkait," jelas Hamman.

Hammam menyebut bahwa BPPT juga terus berkoordinasi dalam melakukan langkah pencegahan agar hotspot tidak meluas. BPPT juga terus menguatkan upaya pencegahan karhutla, mitigasi bencana hidrometrologi.

"Tidak sekedar fire fighting, operasi teknologi modifikasi cuaca harus diperhitungkan sebagai kegiatan yang berdampak ekonomi, memperhitungkan keselamatan dan kesehatan masyarakat akibat kabut asap," jelasnya.

Hal paling penting lainnya, menurut Hammam, adalah edukasi kepada masyarakat, agar tidak lagi membakar kawasan hutan dan lahan.

"Saya rasa masyarakat juga perlu diikutsertakan dalam upaya mencegah Karhutla terjadi kedepan, mereka harus mendapatkan sosialisasi terkait cara membuka lahan tanpa membakar, serta betapa pentingnya menjaga hutan dan lahan," pungkas Hamman. (OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya