Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Cuaca Panas di Jakarta Terasa hingga September

BMKG/Antara/Grt/L-2
23/9/2017 03:31
Cuaca Panas di Jakarta Terasa hingga September
(SHUTTERSTOCK)

BEBERAPA pekan terakhir, Jakarta dilanda cuaca sangat panas. Temperatur udara berkisar di angka 29 hingga maksimum 35 derajat celsius.

Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Mulyono Prabowo, menjelaskan Indonesia secara umum pada September sudah masuk musim kemarau.

Kondisi tersebut masih akan terjadi hingga akhir September nanti.

"Saat ini yang masuk musim kemarau ialah Sumatra tengah ke selatan, seperti Lampung, Pulau Jawa, Bali, NTT dan NTB. Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan dan tenggara," kata Mulyono.

Musim kemarau bukan satu-satunya penyebab cuaca panas di Jakarta. Secara astronomis, matahari pada September ini akan berada tepat di atas garis khatulistiwa.

Matahari secara periodik bergerak semu dari belahan bumi utara ke selatan.

Maksimal pada 22 Desember mendatang, matahari akan berada di selatan bumi di koordinat 23,5 derajat lintang selatan.

Setelah itu, matahari akan bergerak dari bagian selatan menuju utara bumi, pada 22 Juni akan berada di 23,5 derajat lintang utara.

Matahari tepat di garis khatulistiwa

Pada 23 September, Matahari akan berada tepat di garis khatulistiwa.

Hal itu menyebabkan temperatur udara tinggi.

"Konsekuensinya suhu pada umumnya akan lebih panas dibandingkan ketika Matahari jauh dari wilayah Indonesia, seperti pada 22 Juni atau 22 Desember, saat Matahari jauh dari Indonesia," kata Mulyono.

Saat Matahari tepat berada di atas Indonesia, suhu udara rata-rata berada di angka 29-35 derajat celsius.

Fenomena Matahari tepat berada di garis khatulistiwa disebut sebagai ekuinoks.

Dalam setahun, ada dua kali ekuinoks, yaitu 20-21 Maret yang dan 23 September mendatang.

Ekuinoks merupakan peristiwa biasa akibat bumi mengelilingi Matahari dan dampak yang paling jelas ialah panjang siang dan malam sama di seluruh muka bumi.

"Matahari berada di sepanjang ekuator, mulai Sumatra Barat, Riau, Pontianak, Sulawesi, hingga ke Papua, dalam kondisi suhu udara sedang naik," jelas Mulyono.

Tidak hanya DKI Jakarta yang suhunya berkisar 29 sampai 35 derajat celsius, wilayah Indonesia yang lain pun demikian.

Suhu udara maksimum setiap hari, Mulyono menjelaskan, berbeda sesuai dengan pergerakan Matahari.

Misalnya, suhu pagi hari 28 derajat celsius akan terus meningkat hingga puncak 35 derajat di siang hari, lalu kembali turun hingga menjelang sore hari.

Cuaca panas tetap berlangsung hingga malam hari karena potensi pertumbuhan awan, yang berfungsi sebagai penghalang radiasi Matahari, sedikit.

Sedikit awan menyebabkan radiasi matahari langsung masuk ke bumi sehingga suhu tidak langsung turun menjelang sore, ketika matahari terbenam.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya