Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
Tafsir Al Mishbah kali ini akan membahas Alquran Surah Asy-Syura, khususnya ayat 13.
Dalam ayat ini dikatakan, “Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”
Ayat ini menegaskan agama ialah jalan yang mengantar pada sumber kehidupan. Agama merupakan pesan Allah yang kuat. Bermula dari apa yang diwahyukan kepada Nabi Nuh. Wahyu kepada Nabi Nuh mengenai agama turun langsung dari Allah.
Nuh merupakan rasul pertama dari lima rasul yang ada. Empat rasul lainnya ialah Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad. Tidak keliru jika dikatakan bahwa Islam itu agama para nabi. Nabi Nuh pernah berkata Islam ibarat sebuah bangunan, setiap nabi membuat bangunannya hingga bangunan Islam dinyatakan sempurna.
Wasiat yang diturunkan dari rasul ke rasul ialah tegakkan agama. Prinsip ajaran agama yang dibawa Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad ialah keesaan Tuhan, percaya adanya kitab suci, serta percaya ada takdir baik dan buruk. Para nabi semua sepakat dan semua mengajarkan itu.
Namun, orang-orang musyrik merasa angkuh dan tidak menerima ajaran tersebut. Mereka merasa angkuh untuk berkata Tuhan itu Maha Esa. Mereka merasa angkuh untuk menerima kenyataan bahwa ada nabi utusan Allah.
Prinsip-prinsip ajaran yang disampaikan Nabi Nuh sama dengan yang disampaikan Nabi Muhammad. Sama juga dengan yang disampaikan Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Kalaupun ada perbedaan pendapat terkait ajaran agama, itu bisa ditoleransi. Di kalangan manusia perbedaan pendapat itu biasa terjadi. Nabi sudah menyampaikan, silakan anut pendapat masing-masing, tidak usah berkelahi.
Mengenai mukjizat, itu bersumber dari Allah dan dimiliki rasul dengan tujuan meyakinkan orang lain bahwasanya ia merupakan utusan Tuhan. Sesudah Nabi Muhammad, tidak ada yang memiliki mukjizat tersebut. Tidak ada lagi yang mampu membuktikan bahwa dia rasul.
Mukjizat berbeda dengan kehebatan. Kehebatan hanya untuk menunjukkan seseorang lebih mampu ketimbang yang lain. Mukjizat hanya dimiliki rasul dan menjadi bukti bahwa dia memiliki mandat dari Tuhan sebagai utusan. (Dhk/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved