TAFSIR Al Mishbah kali ini membahas Alquran Surah Shaad ayat 59-70. Ayat-ayat yang lalu berbicara tentang orang-orang durhaka kepada Allah SWT, yang memimpin pengikut-pengikutnya. Mereka mendapat balasan yang setimpal di hari kemudian. Mereka menjadi penghuni neraka.
Sekarang ayat-ayat pada episode ini akan berbicara tentang pengikut-pengikutnya. Mereka memohon ampun dan meminta Allah agar menghukum pemimpin yang menjerumuskan mereka pada kesalahan dan dosa. Akhirnya terjadi pertengkaran antara pemimpin dan pengikutnya.
Jadi, pada saatnya akan ada pertengkaran di suatu wilayah yang kepemimpinannya tidak sesuai dengan tuntunan agama. Pertengkaran antara pemimpin dan pengikutnya sesama penghuni neraka ialah hal yang pasti terjadi.
Hubungan antara pemimpin dengan pengikut di dunia, sekalipun mesra, tetapi jika mengandung nilai-nilai keburukan, mereka akan bertengkar di neraka karena di akhirat semua jenis pertemanan akan terputus kecuali pertemanan yang dilandasi nilai-nilai luhur kebaikan dan ketakwaan.
Pada ayat 65-66, Allah berfirman, "Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Mahamengalahkan. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Mahaperkasa lagi Mahapengampun."
Muhammad diminta menyampaikan kepada umat manusia tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Tidak ada yang boleh ditaati selain Allah. Konsekuensinya, setiap bentuk ketaatan yang bertentangan dengan ketentuan Allah, tidak boleh dilakukan.
Anda wajib taat pada orangtua, tetapi ketika mereka meminta Anda melakukan perbuatan dosa, Anda tidak wajib menuruti karena bertentangan dengan nilai ketaatan pada Allah.
Jika Anda masih melanggar ketaatan kepada Allah, berarti Anda telah melanggar komitmen yang telah diucapkan dalam kalimat syahadat untuk tidak menyembah atau menaati hal yang tidak sesuai ajaran-Nya.
Allah Maha Esa, Dia Mahaperkasa untuk memaksa kita manusia, tetapi segala bentuk paksaan-Nya semata untuk kebaikan. Ada ciptaan-Nya yang ia paksa untuk tunduk tanpa pilihan, seperti matahari dan bulan, sedangkan kita manusia diberi pilihan untuk melakukan berbagai hal dalam hidup.
Jika mau, Allah bisa menciptakan bumi yang seluruh manusia di dalamnya tunduk kepada-Nya. Jika Dia mau menjadikan semua manusia menganut satu agama, Dia bisa. Namun, Dia tidak mau, Dia beri Anda kebebasan dan pilihan, termasuk dalam beragama.
Jadi, janganlah lebih 'bersemangat' dari Tuhan karena Allah saja tidak pernah memaksa umatnya untuk menganut agama-Nya. Kalaupun Tuhan memaksa demi kebaikan, itu bukan dalam bidang agama. Tuhan paksa kita tidur agar sehat, Tuhan paksa kita agar menghirup udara, tapi dalam beragama, Tuhan tidak memaksa. Jadi, jangan bertindak lebih dari Tuhan. (Pro/H-2)