Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Allah Maha Esa

Quraish Shihab
23/5/2018 08:23
Allah Maha Esa
()

TAFSIR Al Mishbah kali ini membahas surah ke-38 dalam Alquran, yakni surah Saad. Surah ini turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.

Uraian surah-surah yang turun ketika Nabi Muhammad berada di Mekah berkisar mengenai keesaan Allah SWT, menyangkut hari kemudian, dan wahyu nabi-nabi.

Dalam surah ini ditemukan juga uraian tentang penciptaan manusia dan kedudukannya sebagai makhluk terhormat dan bagaimana Nabi Muhammad menghadapi para penantangnya. Mari kita lihat ayat pembuka dalam surah Saad. "Saad, demi Alquran pemilik kemuliaan."

Alquran mulia karena bersumber dari Allah. Mulia karena mengandung tuntunan-tuntunan yang bisa mengantar manusia kepada kemuliaan. Alquran berfungsi untuk mengingatkan manusia. Alquran berfungsi sebagai peringatan dan peringatannya bermacam-macam.

Secara umum Alquran mengandung empat hal. Pertama, menyebut, menguraikan, dan mengingatkan kita tentang alam raya. Alam semesta ini tercipta dengan harmoni dan tanpa bertabrakan.

Yang kedua mengingatkan jati diri kita sebagai manusia. "Hai manusia, kamu itu sebenarnya berasal dari setetes air yang mengandung jutaan cikal bakal manusia yang bertemu indung telur. Kamu (manusia) itu lemah."

Yang ketiga, Alquran mengungkapkan sejarah umat yang sebelumnya binasa akibat berbagai hal. Itu menjadi peringatan bagi manusia. Umat lainnya bisa maju karena berbagai hal juga. Itu juga menjadi peringatan.

Lalu yang keempat, Alquran memberi janji dan ancaman. Ada neraka bagi mereka yang tidak taat.

Dikatakan dalam surah ini, "Demi Alquran, sesungguhnya apa yang disampaikan Nabi Muhammad ialah kebenaran mutlak. Demi Alquran sesungguhnya ini bersumber dari Allah. Demi Alquran, Islam yang diajarkan ini bersumber dari Allah. Tapi sayang, orang-orang kafir itu keras kepala."

Orang-orang kafir tidak mau menampakkan wajah dan membuka hati, tetapi berpaling dari Allah. Dikisahkan, "Sungguh banyak yang telah kami binasakan umat-umat yang lalu itu. Dan mereka yang kami binasakan itu tidak mendapat tempat perlindungan."

Nabi Muhammad datang dan mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan itu Maha Esa. Seandainya ada dua Tuhan atau lebih, pasti tidak teratur. Alam raya ini bisa rusak kalau Tuhannya banyak.

Jadi, jika ada yang berkata bahwa Tuhan Maha Esa itu mengherankan, justru sebaliknya. Keyakinan yang mempersekutukan Tuhan, yang menilai Tuhan banyak, justru itu yang mengherankan.

Lantas bagaimana berhubungan dengan orang-orang nonmuslim? Semua manusia ialah saudara. Semua manusia membawa benih-benih kebaikan, tapi juga berpotensi membawa dampak buruk terhadap seseorang.

Jika ingin bersahabat dan bekerja sama dengan nonmuslim, silakan. Nabi Muhammad pun saat hijrah dalam perjalanan berteman dengan orang yang bukan muslim. Nabi pun berbisnis dengan orang nonmuslim. Kita bisa melakukan itu, tapi berhati-hatilah dalam memilih teman.

Silakan bersahabat dengan siapa pun, tapi ingat, jangan sampai persahabatan Anda dengan seseorang mengakibatkan rusaknya akidah dan kepribadian. Jangan sampai persabahatan Anda dengan seseorang mengakibatkan rusaknya akidah.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya