Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Allah Maha Esa, Maha Pemelihara

Quraish Shihab
17/5/2018 04:45
Allah Maha Esa, Maha Pemelihara
(Duta)

TAFSIR Al Mishbah edisi pertama pada Ramadan ini membahas Alquran Surah As-Saffat ayat 1-20. Surah As-Saffat merupakan surah ke-37 yang terdiri dari 182 ayat. Surah ini turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Pembahasan di dalamnya antara lain menyangkut akidah, keyakinan tentang keesaan Allah, keyakinan tentang adanya hari kemudian, malaikat, serta menguraikan kisah nabi-nabi.

Ayat dalam surah ini dimulai dengan sumpah Allah. ”Demi (rombongan) yang bersaf-saf dengan sebenar-benarnya.” Umumnya, para ulama mengaitkan sumpah itu dengan keberadaan para malaikat. Tuhan bersumpah demi malaikat dalam bentuk beragam dan saf-saf yang teratur.

Selanjutnya disebutkan, ”Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.” Yang ditekankan pada ayat ini ialah keesaan zat Allah. Esa merupakan sifat Allah yang tidak dimiliki ciptaan-ciptaan-Nya. Pada ayat berikutnya Allah menekankan bahwa Dia ialah pemelihara langit dan bumi. Apabila Allah tidak memelihara langit, planet-planet akan bertabrakan. Jika Allah tidak memelihara bumi, akan terjadi banyak hal yang akan menghancurkan bumi. Allah juga memelihara apa yang terdapat di antara langit dan bumi.

Pada ayat tersebut Allah juga menyebut Dia sebagai Tuhan tempat-tempat terbit matahari. Mengapa yang disebut ialah tempat terbitnya matahari, bukan tempat tenggelamnya matahari? Karena terbitnya matahari identik dengan cahaya yang memberi ketenangan dan petunjuk. Jadi, melalui ayat itu Allah ingin memberikan optimisme kepada umat manusia.

Di ayat berikutnya Allah berfirman, ”Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan bintang-bintang.” Ayat itu merupakan salah satu bukti bahwa Tuhan mencintai keindahan.  Dengan mengacu pada ayat-ayat berikutnya, sejumlah ulama juga mengatakan Allah menempatkan bintang-bintang itu di langit yang terdekat dengan manusia untuk mencegah setan-setan berkeliaran sampai ke langit atas.

Para setan ingin mendengar pembicaraan para malaikat untuk disampaikan kepada para peramal dan penyihir supaya manusia percaya pada setan dan bisa disesatkan. Namun, para setan itu dilempar dengan bintang-bintang serta meteor-meteor sehingga mereka tidak bisa mencuri dengar pembicaraan para malaikat.

Di sebagian masyarakat, Surah As-Saffat dipercayai memiliki manfaat khusus. Surah tersebut sering dipakai sebagai doa ruqyah (rukiah) atau untuk menampik sihir dan hal-hal buruk lainnya. Sejatinya, kepercayaan semacam itu tidak memiliki landasan yang jelas. Sebaiknya, dalam membaca Alquran, kita lakukan dengan mengharap bantuan Allah menyangkut segala hal. Bukan karena kepercayaan akan khasiat surah tertentu yang tidak jelas landasannya.

Dengan langkah itu, insya Allah kita terhindar dari hal-hal buruk tanpa kita harus memercayai mitos-mitos yang tidak benar. (Ind/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya