Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TAFSIR Al-Mishbah episode kali ini membahas Surah As-Sajdah ayat 1-9.
Dinyatakan, Alquran merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT.
Jadi, itu bukan karangan Nabi Muhammad SAW. Kita diperintahkan untuk tidak meragukan Alquran.
Tidak apa mempertanyakan isi Alquran asal kita berupaya mencari tahu kebenarannya.
Lain halnya dengan orang-orang musyrik di zaman Rasulullah.
Saat Alquran turun pertama kali, mereka sejak awal menyebutnya sebagai kebohongan Muhammad SAW.
Allah pun menegaskan dalam firman-Nya, Alquran turun dari Tuhanmu wahai Muhammad SAW yang memelihara kamu dan tidak mungkin menyesatkan kamu.
Keraguan yang tidak disertai dengan prasangka buruk akan mendorong seseorang untuk mencari tahu secara objektif.
Namun, keraguan yang disertai dengan prasangka selalu mengantar kita prasangka buruk.
Jadi, silakan meragukan Alquran, tetapi dengan keraguan yang tidak berdasarkan prasangka buruk.
Memang wajar jika seseorang mengalami kesulitan dalam mendalami apa yang tertulis dalam Alquran.
Semua orang pun akan mengalami itu.
Namun, Allah berpesan, bertanyalah kepada orang yang tahu tentang apa yang engkau tidak tahu.
Selanjutnya, Allah menyatakan Dia yang menurunkan Alquran, Dia juga yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang berada di antara keduanya.
Dia yang menciptakan semuanya itu dalam enam hari.
Tidak diketahui persis apa yang dimaksud dengan enam hari.
Sebagian ulama berkata enam hari yang dimaksud ialah enam periode.
Termasuk agama merupakan ciptaan Allah SWT.
Agama haruslah diposisikan di tempat tertinggi.
Jika ada sesuatu yang berbeda, pilihlah yang sesuai dengan tuntunan agama.
Allah juga menciptakan dan mengatur langit, matahari, rumput, manusia, setan, dan berbagai benda serta makhluk lainnya.
Ia menciptakan segala sesuatu dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dalam artian sesuai dengan fungsinya.
Terkait dengan penciptaan manusia, Allah yang menciptakan bumi ingin bumi ini dimakmurkan.
Maka, ia menciptakan manusia.
Adam dan Hawa (manusia-manusia pertama ciptaan Allah) tinggal di surga sebelum diturunkan ke bumi.
Tujuannya, agar di surga mereka bisa melihat bagaimana suasana yang aman, damai, sehingga bisa dijadikan sebagai acuan.
Jadi, tujuan Allah menciptakan manusia ialah agar bumi ini dimakmurkan sehingga bisa menjadi bayang-bayang surga.
Perihal kedudukan manusia, Allah SWT menyatakan Dia akan mengangkat derajat seseorang yang berilmu.
Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi derajatnya.
Memang, Allah SWT mengangkat derajat manusia yang beriman, tapi manusia yang beriman sekaligus berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi. (Pro/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved