Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
"PERJUANGANKU lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."
Pesan pertama dari Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno itu mungkin tepat dilihat dari keributan yang sekarang melanda negeri ini, khususnya Jakarta.
Ibarat perang Baratayuda, sesama saudara setanah air saling menyerang baik secara verbal maupun fisik.
Tantangan dari negeri yang sudah berumur tujuh dasawarsa ini memang berat.
Negara-negara lain mulai berlomba bersaing menjadi adikuasa, tetapi Indonesia masih bergelut dalam percekcokan yang menghabiskan energi.
Ibarat anak kecil yang memperebutkan permen.
Memang, pertarungan anak negeri tak lepas dari ajang yang bernama pilkada.
Maksud dari pilkada baik, yaitu mencari pemimpin secara demokratis.
Tidak banyak negara yang bisa merasakan itu.
Namun, efek negatif dari pilkada ialah memanasnya otak dan hati antargolongan demi memperebutkan singgasana.
Di sini bisa dilihat, antaranak bangsa terjebak dalam kontestasi pilkada yang sebenarnya merupakan bagian kecil dalam proses pembangunan negeri ini.
Seakan kita tidak dapat menghargai para pendiri bangsa yang susah payah membangun fondasi sebuah rumah besar bernama Indonesia.
Jangan sampai pertarungan Pandawa-Kurawa yang sebenarnya merupakan saudara di pewayangan terjadi secara nyata di negeri ini.
Bima Widiatiaga
Mahasiswa FIB UNS Surakarta
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved