Anomali Cuaca Tetap Memberikan Manfaat

PERNAHKAH kita mengamati kondisi cuaca, terutama di wilayah Pulau Jawa tidak menentu, tiba-tiba hujan kemudian panas menyengat, bahkan sebaliknya?

Apa sebenarnya penyebab dari tidak normalnya cuaca (anomali cuaca) ini?

Mungkin tak banyak yang tahu dan sadar bahwa perubahan cuaca secara ekstrem akhir-akhir ini merupakan salah satu dampak dari La Nina.

La Nina membuat musim penghujan jauh lebih lama daripada musim kemarau.

Oleh sebab itu, kawasan yang terkena dampak La Nina sangat berpotensi terjadinya banjir.

Mengenai persoalan banjir, sebenarnya bukan hanya fenomena La Nina ini yang dapat di salahkan.

Siapa lagi kalau bukan karena ulah manusia?

Tangan-tangan manusialah yang dapat merusak atau memperbaiki semua ini, perawatan sungai-sungai yang kurang sehingga sungai menjadi tempat pembuangan sampah, dan apa yang terjadi ketika intensitas air bertambah?

Banyak wilayah tergenang air karena aliran sungai tidak lancar.

Bagi kota besar seperti Jakarta yang minim resapan air, dampak La Nina sangat terasa.

Hujan yang terjadi beberapa jam saja sudah cukup membuat kota metropolitan ini tergenang air di sejumlah wilayah.

Namun, di sisi lain, perubahan dan anomali iklim akibat La Nina ternyata memberikan dampak positif.

Dengan adanya fenomena La Nina, masalah pengairan untuk areal pertanian tidak kekeringan air.

Hujan yang terjadi di musim kemarau membuat area penanaman padi di beberapa wilayah berpotensi meningkat.

Positif atau negatif, semoga fenomena La Nina ini bisa memberikan hikmah dan membuat kita tetap bersyukur.

Kita hendaknya ikhlas atas skenario hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.

Triana Sri Hartati
Mahasiswa UIN Walisongo Semarang