Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Pahami Ergonomi untuk Penyelamat Kecelakaan Infrastruktur

Ayu Sri Ratna Yuningsih Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
02/3/2018 08:42
Pahami Ergonomi untuk Penyelamat Kecelakaan Infrastruktur
(Seno)

INFRASTRUKTUR publik memang sangat penting baik secara kualitas dan maupun kuantitas untuk melayani masyarakat luas. Sayangnya, infrastruktur publik yang tengah digenjot pemerintahan Joko Widodo tengah menjadi sorotan terkait dengan kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada sejumlah proyek infrastruktur.

Dalam setiap pembangunan infrastruktur, tentunya dibutuhkan penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan, dan peralatan yang semakin kompleks dan rumit. Sayangnya, hal itu tidak dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Keterbatasan serta kelalaian manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah dalam pembangunan infrastruktur. Hal itu menyebabkan infrastruktur tidak selesai alias mangkrak. Kondisi tersebut mengakibatkan kerugian jiwa dan material, baik bagi pengusaha, tenaga kerja, pemerintah, maupun masyarakat luas.

Untuk mencegah dan mengendalikan kerugian-kerugian yang lebih besar, diperlukan langkah-langkah tindakan yang mendasar dan prinsip yang dimulai dari tahap perencanaan. Tujuan tahap perencanaan yang matang ialah agar tenaga kerja mampu mencegah dan mengendalikan berbagai dampak negatif serta memperhitungkan dengan baik proyek yang sedang dikerjakan.

Secara fundamental, pemahaman tentang ergonomi yang perlu kita ketahui, yaitu sebagai studi tentang penyerasian antara pekerja dan pekerjaannya yang saat ini mulai dilupakan. Ergonomi ialah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka.

Ergonomi dalam dunia kerja mengatur sedemikian rupa sistem kerja untuk meningkatkan hasil perfomansi produk dan melindungi seluruh pihak. Dengan memahami makna ergonomi dalam dunia kerja semisal dalam pembangunan infrastruktur, dapat diprediksi adanya stressor dan strain dalam interaksi manusia dengan peralatan kerja. Sering kali ketidakserasian antara pekerja dan peralatan kerja akan menimbulkan potensi timbulnya kecelakaan, apalagi didukung dengan faktor lain, seperti kondisi kerja yang tidak kondusif, peralatan yang tidak layak, serta pengawasan yang rendah.

Dari sudut ergonomi di dunia kerja, antara tuntutan tugas dan kapasitas kerja serta struktural pengawasan seharusnya selalu berada dalam garis keseimbangan sehingga dicapai perfomansi kerja yang tinggi. Tuntutan tugas pekerjaan tidak terlalu rendah (underload) dari segi time schedule, environmental characteristic, serta karakteristik tugas dan alat materiil. Selain itu, tidak berlebihan (overload) dalam proses pengerjaan suatu proyek sehingga melupakan keselamatan serta kerugian yang akan ditimbulkan.

Pemahaman ergonomi seharusnya mampu diterapkan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam suatu proyek pembangunan infrastruktur. Ketegasan pemerintah juga seharusnya berperan dalam memberikan sanksi tegas kepada pemegang proyek yang tidak menjalankan prinsip-prinsip ergonomi pada lingkungan kerjanya. Kecelakaan memang tidak bisa diprediksi standar kemampuan manusia. Namun, itu bisa diatasi melalui kematangan perencanaan.

Oleh karena itu, diharapkan kepedulian kita bersama baik dari pemimpin maupun pekerja akan pentingnya pengetahuan terhadap penerapan prinsip dalam ergonomi di lingkungan kerja untuk menciptakan keamanan, kenyamanan, serta hasil yang maksimal.

Kirimkan komentar Anda atas tema: Kecelakaan infrastruktur, bagaimana solusinya?(26 Februari-3 Maret 2018) opini publik ke e-mail: [email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya