Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
EUFORIA sepak bola Indonesia bergelora lewat Piala Presiden 2025 sebagai pemanas mesin musim kompetisi. Tak hanya sukses menghadirkan persaingan bagi para peserta, tapi juga menyuguhkan babak baru dalam penyelarasan hiburan rakyat dan isu lingkungan yang kerap jadi soal.
Turnamen pramusim itu tak lagi sekadar jadi panggung bagi klub-klub Liga 1 (kini Liga Super Indonesia). Tetapi juga tim luar negeri seperti Port FC (Thailand) dan Oxford United (Inggris) dalam adu taktik di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta dan Stadion Si Jalak Harupat Bandung.
Kini, Piala Presiden 2025 turut andil sebagai pintu masuk perubahan pola pikir dalam kebersihan, satu hal yang mendasar namun kerap terabaikan.
Panitia Piala Presiden 2025 lebih serius dalam mengurus sampah dengan menggandeng sederet relawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tercatat, ada lebih dari 200 orang relawan berjaga sebelum hingga sesudah pertandingan.
"Pertama kami tugaskan 200 orang. Kami menyebar 100 orang di area ring road, lalu 100 lagi di dalam stadion. Mereka akan mengumpulkan sampah ke dalam dua mobil yang akan dibawa untuk diolah," kata Anggota Steering Committee Piala Presiden 2025, Tsamara Amany.
"Kami dibantu oleh (LSM) Kangpisman, Operasi Semut, dan Metamorfosa. Mereka komunitas yang ada di Bandung untuk ikut membangun edukasi kepada para suporter agar tidak membuang sampah sembarangan," ujar Tsamara menambahkan.
Setidaknya rata-rata hampir 10 ton sampah 'lahir' di setiap hari penyelenggaraan Piala Presiden 2025 yang bergulir selama satu pekan pada 6-13 Juli. Secara akumulatif, total sampah bisa mencapai 70 ton, dan tumpukan sampah itu tak bisa serta-merta hilang begitu saja.
Setelah diangkut, sampah akan dibawa ke tempat pengelolaan milik Metamorfosa. Nantinya, sampah akan disortir sesuai jenis untuk menentukan hasil daur ulang yang akan dilakukan.
Sampah organik akan diberikan untuk maggot atau belatung pengurai yang dibudidayakan oleh Metamorfosa. Nantinya, belatung-belatung itu bisa diberdayakan untuk pakan ternak ayam dan ikan air tawar. Sisa makanan juga dapat diolah untuk pupuk kompos.
Sementara sampah anorganik disulap menjadi beragam asesoris mulai dari tempat tisu, tas jinjing, hingga dompet kecil berbahan plastik.
Seorang relawan kebersihan, Puja Galip, mengaku tergerak nuraninya untuk ikut ambil peran. Ia sadar, sampah bukan hanya masalah satu-dua orang dan tidak bisa selesai dengan segelintir individu saja.
"Kami mau komunitas anak-anak muda yang di Bandung supaya ikut menyuarakan betapa pentingnya buang sampah pada tempatnya, terus mengolah sampah," ujar Puja.
Agar tetap relevan dengan zaman, Puja bersama rekan-rekannya berupaya menggugah perhatian dengan aktivitas penuh 'gimmick' namun esensial. Salah satunya dengan membawa-bawa papan dengan kepsyen unik nan menggelitik.
'Piala Presiden Sadar Sampah' dan 'Cantik Itu Gak Nyampah di Stadion' jadi kata-kata andalan. Para relawan juga sengaja membawa papan dengan terbalik agar orang tertarik menoleh dan membaca tulisan yang terpampang.
"Gen Z kan suka gimmick. Jadi kami pakai cara ini tipis-tipis supaya tidak intimidatif, begitu. Kami berharap, mereka sadar dengan sendirinya juga," ucap Galih.
Laga puncak Piala Presiden 2025 berlangsung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu (13/7) antara Port FC vs Oxford United. Pertarungan dua tim internasional itu berjalan intens dengan hasil akhir 2-1 untuk kemenangan Port FC.
Sebanyak 15.538 penonton menyemut jadi saksi laga sengit pada partai puncak. Saling balas gol tak terhindarkan ketika babak pertama Port FC vs Oxford Unite berakhir imbang. Namun wakil Thailand mampu menambh pundi-pundi angka hingga peluit panjang.
Peserta menang, penonton senang. Juara Piala Presiden 2025 berhak membawa pulang hadiah Rp5,5 miliar. Sedangkan runner up memperoleh Rp3 miliar.
Namun tak hanya kubu yang juara mendapat kucuran dana. Sebab panitia juga memberikan hadiah undian berupa sepeda listrik.
"Turnamen ini harus membawa manfaat bagi rakyat, bukan hanya hiburan. Ini kerja super team," kata Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait.
Selepas pertandingan, para relawan langsung menjalankan operasinya. Para penonton juga ikut membantu petugas dengan membawa sampah masing-masing dan membuangnya di tempat yang telah disediakan.
Piala Presiden 2025 telah menegaskan perannya bukan hanya sebagai ajang pramusim. Turnamen edisi ketujuh ini menjelma sebagai simbol perubahan, baik dari sisi lingkungan maupun sepak bola itu sendiri.
Di tengah sengitnya berkompetisi, ada narasi besar yang ingin disampaikan: bahwa sepak bola Indonesia harus lebih inklusif dan ramah lingkungan. (Ndf/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved