Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
SUARA riuh lebih dari 15.000 penonton membahana di Stadion Si Jalak Harupat saat peluit akhir dibunyikan, Minggu (13/7) malam. Port FC dari Thailand membalikkan ketertinggalan dan menaklukkan Oxford United 2-1 di final Piala Presiden 2025. Turnamen pramusim yang dulu sering dianggap 'pemanasan', kini berubah jadi panggung adu gengsi, terutama setelah dua tim asing ikut ambil bagian.
Untuk pertama kalinya sejak digelar pada 2015, Piala Presiden mengundang dua klub luar negeri yaitu Oxford United dari Inggris dan Port FC dari Thailand. Kehadiran mereka bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi tolok ukur baru bagi klub-klub lokal, sejauh mana sebenarnya level permainan kita?
"Turnamen ini jelas lebih menantang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar pengamat sepak bola, Kesit Budi Handoyo kepada Media Indonesia pekan lalu.
Kehadiran Oxford dan Port membawa atmosfer kompetitif yang berbeda. Klub-klub Indonesia seperti Persib, Dewa United, dan Arema FC mendapat kesempatan mengukur diri dengan level yang lebih tinggi. Begitu juga dengan tim Liga Indonesia All-Star yang berisi pemain pilihan publik, turun untuk menghadapi kekuatan baru itu.
Oxford tampil ganas di fase grup, mencetak 10 gol dalam dua laga. Port FC tak kalah solid, mengalahkan Persib dan Dewa United dengan pressing tinggi dan permainan taktis yang rapi.
Di laga puncak, Port FC mengukir kejayaan lewat gol dari Teerasak Poeiphimai dan Brayan Perea, membalas keunggulan awal Oxford lewat Mark Harris.
"Kami datang ke sini untuk mencoba menjadi juara, kami kembali ke Thailand dengan medali dan trofi ini. Saya pikir tim saya berkompetisi dengan sangat baik," kata pelatih Port FC Alexandre Da Gama.
Salah satu ciri khas Piala Presiden adalah klub peserta memberi panggung bagi pemain muda. Tahun ini, tiga wonderkid Persib Bandung, Zulkifli Lukmansyah, 18, Nazriel Alfaro Syahdan, 17, dan Athaya Zahran, 19, mendapat kesempatan debut.
Nazriel mencuri perhatian saat turun melawan Port FC Minggu (6/7). Ia tampil pada usia 17 tahun, 7 bulan, 4 hari, masuk sebagai pemain pengganti, dan langsung merasakan atmosfer luar biasa di hadapan ribuan Bobotoh.
"Saya sangat senang bisa debut di depan ribuan Bobotoh. Ini pengalaman yang tak terlupakan,” ujarnya usai pertandingan.
Piala Presiden konsisten sebagai kawah candradimuka pemain muda. Tahun lalu, misalnya, Persija Jakarta menurunkan tiga pemain akademi, termasuk Muhamad Zahaby Gholy yang mencatat debut di usia 15 tahun, 7 bulan, 16 hari, menggusur rekor milik Fafa Sheva sebagai pemain termuda yang berlaga di Piala Presiden.
Turnamen ini juga menjadi ajang uji kualitas bagi pemain Indonesia yang kini bermain di luar negeri. Ole Romeny, striker keturunan Indonesia yang memperkuat Oxford, mencetak gol ke gawang Arema FC pada laga kedua turnamen. Sayangnya, ia harus meninggalkan lapangan lebih awal karena cedera.
Ole bukan hanya menjadikan Piala Presiden sebagai ajang pramusim, tetapi juga unjuk kualitas, adaptasi, dan tekad merebut tempat utama di musim penuh 2025/2026.
“Gol itu sinyal positif, tapi cedera membuat langkahnya terhenti,” ujar pengamat sepak bola Akmal Marhali.
Kehadiran Ole, Marselino Ferdinan hingga Asnawi Mangkualam, menjadi penanda bahwa pemain Indonesia yang berkiprah di klub luar menjadikan turnamen dalam negeri sebagai ladang uji kemampuan.
Suporter Indonesia juga mendapat sorotan. Ribuan orang hadir di stadion, menciptakan atmosfer luar biasa. "Kami sudah banyak berbicara tentang hal ini di ruang ganti juga. Mereka sangat penasaran tentang Indonesia," kata Ole berbicara rekan setimnya yang penasaran dengan atmosfer sepak bola di Indonesia.
Pemain Oxford, Leo Snowden, bahkan menyebut pengalaman ini sebagai salah satu momen terbaik dalam kariernya.
“Kami selalu diperlakukan seperti bintang. Indonesia sejauh ini menjadi pengalaman yang hebat, bagi saya dan bagi seluruh anggota tim,” kata Leo sambil tersenyum.
Bagi Persib dan Dewa United, Piala Presiden adalah ujian awal sebelum tampil di level Asia. Persib akan berlaga di AFC Champions League 2, sedangkan Dewa United bersiap ke AFC Challenge League.
Pelatih Dewa United, Jan Olde Riekerink, menilai turnamen ini penting untuk mengasah taktik dan kondisi fisik tim. Sementara pelatih Persib, Bojan Hodak, memilih melihat kekalahan di fase grup sebagai proses membangun tim yang tangguh. "Kami belajar dari setiap pertandingan. Itu yang utama,” ujar Bojan.
Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025, Maruarar Sirait, menyebut keikutsertaan klub asing sebagai inovasi agar turnamen ini terus menarik dan relevan. Bahkan, ia berharap ke depan lebih banyak tim dari Asia hingga Eropa bersaing di turnamen ini.
"Yang diharapkan ekonomi bergerak, dan sportivitas bisa tetap terjaga," kata pria yang akrab disapa Ara, di Bandung, Jumat (11/7)
Piala Presiden tahun ini juga mencatat capaian luar biasa di luar lapangan. Piala Presiden menjadi salah satu tayangan dengan rating tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Meski hanya diikuti enam tim dan memainkan delapan laga, semua pertandingan masuk dalam 20 besar program televisi paling banyak ditonton pada 6–11 Juli.
Total sponsor yang berhasil dihimpun mencapai Rp68 miliar. Dana tersebut digunakan untuk hadiah, panggung hiburan, keamanan, hingga dukungan terhadap lebih dari 100 UMKM yang ikut ambil bagian. Transparansi dana dijaga lewat audit independen.
Piala Presiden 2025 telah melampaui statusnya sebagai turnamen pramusim. Ia tumbuh menjadi panggung bergengsi yang menghadirkan pertarungan kualitas, perhatian internasional, serta ruang pembuktian bagi pemain muda. (Z-10)
Oxford United vs Port FC akan saling bentrok di final Piala Presiden 2025. Laga dua tim asing ini digelar di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu 13 Juli.
Ole Romeny memberi contoh sikap profesional, dan kita berharap pemulihannya berjalan cepat agar bisa kembali berkontribusi di level tertinggi.
Piala Presiden tak hanya menjadi ajang pramusim bagi Ole Romeny, tetapi juga sebagai panggung pembuktian.
Pemain Oxford United asal Indonesia, Ole Romeny, mencuri perhatian publik sepak bola nasional usai melakukan selebrasi unik ‘Aura Farming’
PELATIH Arema FC, Marcos Santos angkat bicara terkait insiden yang melibatkan pemainnya Paulinho Moccelin dan Ole Romeny dalam Piala Presiden 2025 melawan Oxford United
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved